UU Cipta Kerja Diklaim Bantu Tumbuhkan Investasi hingga 30 Persen di 2022
Ilustrasi Rupiah (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) memberikan dampak positif terhadap investasi di 2022.

Kata Bahlil, berkat UU Ciptaker investasi meningkat 30 persen di masa pasca COVID-19. Menurut dia, target investasi sebesar Rp1.200 triliun di tahun 2022 tidak mungkin akan tercapai jika pemerintah tidak menerbitkan aturan tersebut.

“UU Cipta Kerja itu cukup memberikan sebuah dampak positif yang luar biasa, karena menaikkan investasi 30 persen lebih di era pasca COVID-19. Itu bukan pekerjaan yang gampang, kalau tidak kita melakukan reformasi regulasi,” tuturnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin, 6 Februari.

Lebih lanjut, Bahlil menilai bahwa UU Ciptaker ini menjadi pintu masuk dalam melakukan perubahan ekonomi nasional. Pasalnya, kebijakan ini meningkatkan daya saing Indonesia dalam dunia usaha.

“Dan UU Cipta Kerja adalah jawaban dari kesulitan yang selama ini kita hadapi untuk mendongkrak pertumbuhan investasi kita,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang tahun 2022 sebesar Rp1.207,2 triliun.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi investasi di tahun 2022 sudah melampaui target yang dipasang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni sebesar Rp1.200 triliun.

“Pada awal-awalnya banyak orang yang pesimis terhadap target ini apakah bisa tercapai atau tidak. Alhamdulillah kita biasa mencapai Rp 1.207,2 triliun secara yoy tumbuh 34 persen, ini salah satu pertumbuhan investasi yang terbesar dan untuk Indonesia sepanjang sejarah republik, ini yang paling besar,” kata Bahlil dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 24 Januari.

Rinciannya yakni Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebanyak Rp654,4 triliun atau 54,2 persen. Sementara, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp552,8 triliun atau 45,8 persen.

Adapun secara tahunan atau year on year (yoy) PMA tercatat tumbuh 44,2 persen. Sementara, PMDN tumbuh 23,6 persen.

“Ini dalam sejarah PMDN biasanya tumbuh tidak lebih dari 13 persen, maksimal 15 persen. Artinya yang percaya tidak hanya FDI, pengusaha nasional pun percaya terhadap pemerintah dan bagaimana ekonomi kedepan,” jelasnya.

Kemudian, Bahlil mengatakan realisasi investasi di Jawa sebesar Rp570,9 triliun, dan luar Jawa sebesar Rp636,3 triliun. Kata. Bahlil, tercatat ada sebanyak lima lokasi penyumbang investasi PMA dan PMDN terbesar sepanjang 2022.

Lima lokasi tersebut yaitu Jawa Barat sebesar Rp174,6 triliun, DKI Jakarta Rp143,0 triliun, Sulawesi Tengah Rp111,2 triliun, Jawa Timur Rp110,3 triliun, dan Riau sebesar Rp82,5 triliun.

Sedangkan lima negara terbesar yang melakukan investasi di Indonesia di antaranya, Singapura sebesar 13,3 miliar dolar AS. Lalu, China 8,2 miliar dolar AS, Hongkong 5,5 miliar dolar AS, Jepang 3,6 miliar dolar AS dan Malaysia 3,3 miliar dolar AS.