Hadirkan 437 Program, TJSL PLN Serap 4.019 Tenaga Kerja Lokal di Sulawesi, Maluku, Papua dan NTT
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. (Foto: Dok. PLN)

Bagikan:

JAKARTA - Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN yang dijalankan sepanjang tahun 2022 mampu menyentuh 38.390 masyarakat di wilayah Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Sulmapana).

TJSL PLN hadir lewat 473 program yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Program tersebut mulai dari pembinaan, proses produksi, pemasaran, peningkatan skill dan bantuan perlengkapan bagi usaha masyarakat, juga program pemberdayaan lingkungan dan sosial bagi masyarakat sekitar wilayah unit-unit operasional PLN.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, melalui program TJSL sebanyak 1.440 usaha masyarakat mampu tumbuh sehingga membuka lapangan pekerjaan baru dengan realisasi serapan tenaga kerja lokal sebanyak 4.019 tenaga kerja.

selain membangun infrastruktur kelistrikan yang andal, PLN juga akan terus menjalankan program-program yang membantu kesejahteraan masyarakat.

Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) dan ISO 26000, bahwa PLN akan memberikan dampak sosial kepada masyarakat melalui program–program TJSL PLN.

"Tahun 2022 kami fokus pada program pengembangan UMK, pengembangan desa wisata, penanganan isu–isu sosial, lingkungan hidup dan ekosistem serta pemberdayaan komunitas," ujar Darmawan dalam keterangan resmi, Senin 30 Januari.

Ia menambahkan, pihaknya berusaha menyusun roadmap dari setiap program, memperhatikan proses pemanfaatan bantuan tersebut, kemudian kami melakukan penilaian dan perhitungan efektivitas program itu menggunakan metode social return of invesment (SROI).

Darmawan melanjutkan, ke depan PLN akan terus meningkatkan dan mendorong lahirnya pemerataan dan perkembangan ekonomi masyarakat melalui program TJSL PLN peduli.

Dengan pendampingan dan pelatihan keterampilan kelompok UMK, PLN berharap bisa mendorong terciptanya green ekosistem.

"Melalui pelatihan dan pendampingan ini kami berharap mampu menjadi episentrum ekonomoni kerakyatan berbasis potensi lokal sehingga memunculkan terobosan dan pendekatan usaha yang memperhatikan kepentingan sosial itu sendiri," pungkas Darmawan.