Pembangunan Bandara Bali Utara Ditentang Megawati, Kemenhub Pilih Kembangkan Kapasitas Ngurah Rai
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara terkait rencana pembangunan Bandara Bali Utara.

Pembangunan bandara tersebut sudah tidak masuk dalam program strategis nasional (PSN), sehingga Kemenhub memilih untuk mengembangkan Bandara Ngurah Rai Bali.

Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati kepada wartawan di komplek DPR RI, Rabu, 18 Januari.

“Kita melihat lebih baik mengintegrasikan semua dan mengembangkan semua infrastruktur yang ada dibandingkan membangun bandara yang baru untuk saat ini,” ujar Adita.

Adita menjelaskan, sebenarnya rencana pembangunan Bandara Bali Utara sebenarnya digunakan untuk mendukung industri pariwisata di Pulau Dewata.

“Kalau bicara bandara baru di Bali itu sebenarnya dukungan untuk pariwisata. Kalau bicara pariwisata di Bali, sebenarnya kita tidak hanya bandara ya. Kita juga membangun pelabuhan penyeberangan jalan tol dan sebagainya,” tuturnya.

Saat ini, kata Adita, Kemenhub sedang fokus untuk mengembangkan sejumlah infrastruktur yang sudah ada di pulau Bali, seperti memperbesar kapasitas angkut penumpang di Bandara Ngurah Rai, dibandingkan membangun bandara baru.

“Kita melihat bandara yang ada sekarang ini (Bandara) Ngurah Rai masih bisa ditingkatkan. Jadi tahun ini akan ditingkatkan tiga kali lipat atau sekitar 35 juta kapasitas penumpang per tahun,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri bercerita soal penolakan dirinya atas rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang berlokasi di Kabupaten Buleleng, Bali.

Ketua Umum PDI Perjuangan ini menilai pembangunan bandara tersebut tidak strategis dan malah menghabiskan anggaran.

“Waktu dibangun lagi di Buleleng. Kan saya bilang keluarga besar saya di sana. Mau dibikin lapangan terbang, ngamuk saya. Saya panggil Pak Koster (Gubernur Bali) enak saja, aku bilang, hanya untuk ngubungin pariwisata, nggak gitu,” kata Megawati saat memberikan pengarahan dalam kunjungan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Senin, 16 Januari.

Penolakan Megawati ini disebut sampai ke telinga Presiden Jokowi. Akhirnya rencana pembangunan bandara Bali Utara dicoret dari proyek strategis nasional.

“Akhirnya Bapak Jokowi itu dengar, nggak thau (dengar) dari mana. Saya bilang sama Pram (Pramono), Pram tolong banget ini atas nama warga Bali. Aku bilang hanya jangan mikirin diri sendiri Pulau Bali ini saumprat, tau nggak. Penduduknya hanya berapa, terus yang mau didatangi ke sini hanya investor doang,” ujarnya.