Investor Asing Serbu SBN, Utang Luar Negeri Indonesia Naik Rp35,5 Triliun dalam Sebulan
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menginformasikan bahwa posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada November 2022 adalah sebesar 392,6 miliar dolar AS atau lebih tinggi 2,4 miliar dolar AS (Rp35,5 triliun) jika dibandingkan Oktober 2022 yang sebesar 390,2 miliar dolar AS.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan posisi ULN pada November terdiri dari utang pemerintah (termasuk bank sentral) sebesar 181,6 miliar dolar AS dan utang swasta 202,5 miliar dolar AS.

Secara terperinci, utang pemerintah meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 179,7 miliar dolar AS dengan peruntukan sektor kesehatan dan sosial (24,5 persen), sektor pendidikan (16,5 persen), administrasi pemerintah (15,3 persen), sektor konstruksi (14,2 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (11,5 persen).

“Perkembangan ULN tersebut disebabkan oleh sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang tetap terjaga sehingga mendorong investor asing kembali menempatkan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik,” ujarnya dalam keterangan pers pada Senin, 16 Januari.

Erwin menambahkan, untuk ULN swasta naik tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar 202,2 miliar. Kata dia, perkembangan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan utang lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 2,0 persen dan 0,7 persen year on year (yoy).

“Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dengan pangsa mencapai 78,1 persen dari total ULN swasta,” tuturnya.

Erwin mengungkapkan struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

“ULN Indonesia pada November 2022 tetap terkendali, tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 29,7 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya yang sebesar 29,5 pesen,” imbuhnya.

Adapun, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87 persen.

Dia memastikan, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian,” tutup Erwin.