JAKARTA - Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Anwar Ibrahim mengaku tetap optimis di tengah ketidakpastian global yang tengah dihadapi dunia seperti konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina serta ancaman resesi global. Tak hanya itu, Bank Dunia juga memprediksikan pertumbuhan ekonomi dunia yang menurun di 2023 yakni hanya 2,7 persen.
"Seusai COVID-19 kita masih menghadapi suasana global yang belum menentu. Tapi saya tidak mewakili pandangan pesimis,"ujarnya dalam CT Corp Leadership Forum, Senin 9 Januari.
Ia berpendapat, sudah menjadi tanggung jawab pemimpin, konglomerat dan pelaku bisnis untuk tidak tinggal diam dan memanfaatkan waktu dan kebijakan yang dimiliki untuk memperbaiki keadaan.
"Saya percaya insyaallah pandangan dan scope yang pesimis itu tidak semestinya benar," lanjut Anwar.
Anwar juga menegaskan dirinya tidak sepaham dengan pandangan filsuf Oswald Spengler yang dalam bukunya Decline of The West menyatakan bahwa kemunduran peradaban Barat bahkan sudah bermula sejak abad 20.
"Jangan kita andaikan pemimpin dan ekspert di China akan diam dan tidak memikirkan resolusi yang baik. Sebab itu saya masih menyatakan bahwa Spenglerian Pessimism dalam politik atau ekonomi tidak semestinya benar," tegasnya.
BACA JUGA:
Untuk itu, lanjutnya, manusia seharusnya berikhtiar dan mencari jalan keluar dari segala bentuk ketidakpastian yang tengah dihadapi dunia.
"Bagi saya, pokok pangkalnya bermula dari pimpinan. Sebab itu saya memilih untuk ambil sikap sebagai ketua yang lebih bertanggungjawab, berlapangdada mendengar pandangan dan nasihat," pungkas Anwar.