Soal Impor Beras Ilegal dari Malaysia dan Singapura, Kementan: Itu Tidak Benar, Cuma Isu Saja
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

TANJUNGPINANG - Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang meluruskan terkait informasi impor beras ilegal dari luar negeri melalui Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Dari informasi yang diterima karantina pertanian, kata dia, ada puluhan hingga ratusan karung beras ilegal yang masuk dari negeri jiran Malaysia dan Singapura.

"Informasi itu tidak benar, cuma isu saja," kata Bambang dikutip dari Antara, Selasa, 27 Desember.

Menurutnya, kondisi yang terjadi di lapangan ialah masyarakat atau penumpang asal Kepri yang pulang dari Malaysia atau Singapura membawa beras ukuran 2 hingga 10 kilogram, dan sudah melalui pemeriksaan karantina pertanian di pintu kedatangan guna memastikan produk makanan tersebut bebas dari hama penyakit.

"Kalau itu kita maklum, barangkali masyarakat mau coba makan beras dari luar negeri, jumlahnya pun sedikit," tuturnya.

Selain itu, Bambang juga memastikan pelayanan karantina berjalan lancar dan ketersediaan pangan tetap stabil pada libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

Dalam upaya meningkatkan pengawasan lalu lintas komoditas pertanian, ia mengajak seluruh unsur pemerintahan daerah terus meningkatkan sinergi untuk bersama-sama melakukan pengawasan.

"Menjaga kelestarian sumber daya alam adalah tanggung jawab bersama, mari bersama-sama kita lakukan upaya melindungi negeri ini dari ancaman masuk dan tersebarnya hama penyakit," ujar Bambang.

Menurut Bambang, memperlancar arus distribusi dari sentra produksi ke pasar merupakan intervensi sesuai dengan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo agar penyediaan bahan pangan saat perayaan natal dan tahun baru.

Dengan demikian, lanjutnya, percepatan layanan karantina yang sejalan dengan pengawasan keamanan pangan menjadi prioritasnya dan jajaran karantina pertanian.

"Kami terus meningkatkan sinergitas dengan instansi terkait dan pihak keamanan TNI/Polri guna mengawal ketersediaan pangan di Tanah Air," demikian Bambang.