JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 diperkirakan bakal lebih rendah dari asumsi awal.
Menurut dia, dalam Undang-Undang APBN, defisit anggaran tahun ini ditetapkan sebesar 4,5 persen dari produk domestik bruto atau PDB.
“Sebetulnya akhir tahun defisit akan berada di 2,49 persen (dari PDB). Jadi kalau APBN didesain dengan 4,5 persen maka ini adalah 2 persen lebih rendah. Hal tersebut merupakan adjustment yang luar biasa bagi perekonomian,” ujarnya dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2023 pada Rabu, 21 Desember.
Menurut Menkeu, optimisme tersebut didukung oleh penerimaan negara yang moncer berkat pemasukan dari sektor komoditas yang mengalami kenaikan harga serta transformasi ekonomi yang mendukung pemulihan di dalam negeri.
“Ini jelas menjadi sumber penerimaan negara yang signifikan,” tutur dia.
Dalam catatan VOI, defisit APBN hingga 14 Desember 2022 adalah sebesar Rp237,7 triliun atau setara dengan 1,22 persen PDB.
BACA JUGA:
Asal tahu saja, defisit anggaran baru terjadi pada Oktober 2022 dengan nilai Rp169,5 triliun atau 0,91 persen PDB. Sebelumnya, APBN selalu membukukan surplus dalam sembilan bulan berturut turut dengan catatan terakhir September 2022 sebesar Rp60,9 triliun.
Adapun, dalam Undang-Undang APBN 2023 ditetapkan defisit kembali ke level normal di bawah 3 persen dengan rincian sebesar 2,85 persen terhadap PDB.
Rasio tersebut setara dengan Rp598,1 triliun karena desain belanja negara lebih besar Rp3.061,1 triliun berbanding sisi pendapatan yang sebesar Rp2.463 triliun.