Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pemerintah terus berkomitmen melakukan transformasi untuk menjadi negara yang memiliki ekonomi berpendapatan tinggi dengan cara yang lebih inklusif dan berkeadilan.

Salah satunya dengan mengembangkan sektor manufaktur.

“Manufaktur adalah transformasi perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip pada Jumat, 16 Desember.

Menurut Menkeu, pengembangan sektor manufaktur akan memberikan manfaat untuk menciptakan lapangan pekerjaan formal dengan kualitas yang lebih tinggi dan gaji yang lebih baik untuk tenaga kerja.

Sri Mulyani menjelaskan, perekonomian Indonesia saat ini masih dominan dikuasai oleh sektor informal, khususnya sektor perdagangan, sehingga sangat sulit untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat hanya dengan mengandalkan sektor perdagangan yang cenderung informal.

“Tidak hanya nilai tambah, namun bisa lebih sehat dan lebih baik dalam hal ini untuk tenaga kerja, tetapi juga untuk modal,” tuturnya.

Bendahara negara itu menambahkan, salah satu upaya pemerintah di dalam rangka mengembangkan industri manufaktur adalah dengan melakukan hilirisasi sumber daya alam (SDA) juga mengadopsi substitusi impor.

Kondisi ini diperkuat dengan neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus selama 30 bulan berturut-turut hingga 44 miliar dolar AS yang didukung oleh ekspor komoditas SDA mentah akibat ledakan harga komoditas di level global.

"Surplus perdagangan ini didukung karena sebagian bahan mentah sekarang telah diproses dan menciptakan nilai perdagangan kita yang lebih berkelanjutan dan lebih tinggi,” tutup Menkeu Sri Mulyani.