Bagikan:

JAKARTA - Kota Surabaya, Jawa Timur, mendapatkan bantuan 34 unit bus listrik dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara bertahap mulai pertengahan Desember 2022.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Tundjung Iswandaru di Surabaya, Kamis 8 Desember, mengatakan, bus listrik tersebut sebelumnya digunakan untuk mendukung layanan transportasi dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 16-17 November 2022.

"Memang direncanakan Surabaya dapat sekitar 34 unit, tapi bertahap. Mungkin di tahun ini perkembangan terakhir (dikirim) 25 unit dulu, karena tahun ini beroperasinya kurang lebih sekitar 1-2 minggu. Setelah itu kan kontraknya di tahun berikutnya," kata Tundjung, dikutip dari Antara.

Dia menjelaskan pengoperasian bus listrik dilakukan melalui mekanisme kontrak kerja sama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub dengan pihak operator dalam hal ini Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI).

"Jadi itu semua yang berkontrak adalah Dirjen Perhubungan Darat dengan operator, dalam hal ini DAMRI," kata dia.

Sementara ini Tundjung menyebutkan pemkot telah mengajukan dua rute untuk operasional bus listrik di Surabaya. Kedua rute itu yang pertama mulai dari Terminal Purabaya hingga menuju Kenjeran Park.

"Itu melalui Jalan Jemursari, SIER, Rungkut, perempatan Gunung Anyar, MERR (Middle East Ring Road) sampai Kenjeran," kata dia.

Sedangkan untuk rute kedua, kata dia, dimulai dari Jalan Benowo hingga menuju ke Jalan Tunjungan. Menurut Tundjung, pemilihan rute mulai dari kawasan Benowo ini berkaitan nantinya Piala Dunia U-20 2023 digelar sehingga dapat dihubungkan ke Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).

"Karena kaitannya nanti kalau ada piala dunia, dia (bus listrik) bisa dikoneksikan ke GBT. Rute ini sedikit berubah dari awal. Awal kami mengusulkan dua rute, yaitu Surabaya-Perak dan rute kedua dari Purabaya ke arah MERR," kata dia.

Meski begitu, ia memastikan, pemkot siap mendukung penuh operasional bus listrik di Kota Surabaya. Sementara terkait teknis operasional, nantinya akan dikoordinasikan dengan pihak operator secara bertahap.

"Jadi perkembangan terakhir semua bisa dilakukan, tinggal nanti kami koordinasi seperti apa. Karena terkait seperti apa juga pengoperasian dan bus stop," ujarnya.

Namun demikian pihaknya juga berharap kepada pihak operator atau pengelola bus listrik agar dalam operasional dapat melibatkan para sopir di Kota Surabaya. "Kami sarankan juga agar bisa mewadahi sopir-sopir Surabaya," ujar dia.

Tundjung kembali menerangkan pada pertengahan Desember 2022 sebanyak 25 bus listrik akan dikirim ke Surabaya. Sedangkan sisanya akan dikirim secara bertahap pada tahun 2023. Tentunya sebelum operasional bus listrik diterapkan di Surabaya, pihaknya akan melakukan sosialisasi.

"Nanti kalau sudah mendekati kita akan sosialisasi dan soft launching dulu, ini masih kita finalisasi. Harapannya ke depan perpindahan dari kendaraan pribadi ke angkutan umum ini bisa lebih baik," kata dia.