JAKARTA - Pengembangan industri petrokimia nasional melalui PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) Group, akan menjadi jawaban atas persoalan masih tingginya impor bahan petrokimia yang menjadi salah satu ganjalan bagi neraca perdagangan Indonesia.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa TubanPetro, pemegang saham menyepakati penambahan modal sebesar Rp 2,4 triliun melalui pengeluaran saham baru seri B, yang nantinya akan diambil sepenuhnya oleh PT Pertamina (Persero).
Direktur Utama TubanPetro Sukriyanto, menyampaikan, keputusan persetujuan pengeluaran saham baru Seri B, sejalan dengan hasil RUPSLB TubanPetro pada 6 Oktober 2022.
Dengan Pengeluaran saham baru Seri B yang diambil sepenuhnya oleh Pertamina, kini PT Pertamina (Persero) tercatat sebagai pemilik saham mayoritas TubanPetro dengan persentase 63,27 persen, disusul pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan Republik Indonesia sebesar 35,22 persen, dan PT Pertamina Pedeve Indonesia sebesar 1,51 persen.
"Adapun pelaksanaan Setoran Modal Pertamina kepada TubanPetro tentatif tanggal 30 November 2022," ucap Sukriyanto, Sabtu 26 November.
Setelah setoran modal selesai, Sukriyanto menambahkan, akan dilakukan pelaporan kepada Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia terkait perubahan Anggaran Dasar TubanPetro sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor.
Berlaku efektif sejak tanggal surat penerimaan pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Selanjutnya, TubanPetro akan melakukan penambahan modal di anak perusahaan yakni Polytama untuk pelaksanaan proyek double capacity PP 2 Balongan.
Asal tahu saja, saat ini proyek PP 2 Balongan juga sudah menyelesaikan sejumlah tahapan. Dari sisi perizinan mulai perluasan usaha, lokasi, rekomendasi kesesuaian tata ruang daerah, dan rekomendasi tata guna tanah, sudah selesai.
BACA JUGA:
Sedangkan untuk proses perizinan lain seperti lingkungan, rekomendasi andalalin, dan lokasi jetty (dermaga), masih dalam proses. Proyek PP 2 Balongan ini diperkirakan membutuhkan pendanaan hingga 323,3 juta dolar AS dengan porsi ekuitas mencapai 160 juta dolar AS.
Pengembangan Polytama, sejalan dengan permintaan Presiden RI Joko Widodo terkait optimalisasi industri petrokimia untuk menekan kebutuhan impor dan untuk memenuhi kebutuhan permintaan biji plastik dalam negeri. Upaya tersebut merupakan langkah strategis perusahaan untuk semakin berkontribusi bagi negara.
Perluasan kapasitas produksi Polytama hingga dua kali lipat, lanjut Sukriyanto, diharapkan dapat mengurangi impor Polypropylene, dengan meningkatkan produksi Polypropylene dalam negeri. Kemudian, memaksimalkan pemanfaatan produk Propylene dari kilang milik PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).
"Polytama akan memproduksi, memasarkan, dan mendistribusikan semua produk yang dihasilkan PP 2 Balongan," lanjut Sukriyanto.
Setelah proses penambahan modal selesai, selanjutnya dilakukan penyusunan Front- End Engineering Design (FEED) yang ditargetkan akan tuntas dalam kurun waktu enam bulan. Setelah FEED tuntas, dilanjutkan tahap kontruksi.
Dalam pelaksanaan pengembangan PP 2 Balongan, TubanPetro berkoordinasi dengan Subholding Pertamina, yaitu PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Sukriyanto menegaskan, TubanPetro berkomitmen penuh untuk mengelola proyek kilang petrokimia guna menurunkan impor produk turunan petrokimia.