Bagikan:

BALI - PT Pertamina (Persero) tengah mempertimbangkan untuk membeli minyak mentah dari Rusia.

Indonesia memang beberapa kali dikabarkan berminat untuk membeli minyak dari Rusia.

Namun, berbagai kajian masih terus dilakukan. Mengingat, masih ada berbagai macam pertimbangan yang harus diputuskan secara matang.

Direktur Utama PT Pertamina Kilang Internasional Taufik Aditiyawarman menjelaskan, kajian dilakukan dengan pertimbangan unsur politik, ekonomi, hingga perhitungan bisnis perusahaan.

"Belum ada konfirmasi itu, kita lagi kaji. Karena harus ada political risk, economic risk, under risk company. Kita masih punya global bond untuk Pertamina Group, jadi pertimbangan. Tapi kita intens," kata Taufik saat ditemui di BNDCC, Bali, Jumat, 25 November.

Namun sayang, Taufik belum mau mengungkap lebih lanjut mengenai rencana tersebut. Baik dari sisi harga, dan besaran yang dibutuhkan.

Alasannya, dalam pembelian minyak perlu ada uji coba yang dilakukan di kilang Pertamina.

"Kalau minyak tuh kalau impor, rata-rata kita harus trial dulu di kilang. Kalau produknya sudah pernah, cocok di kilang, harganya berapa, sehingga ada harga ekonomisnya. Ada 1-2 produk yang sesuai dan tidak sesuai," tuturnya.

Sekadar informasi, minyak produksi Rusia ini tengah diembargo oleh negara Eropa. Karena itu, Rusia berusaha untuk menjual minyak hasil produksinya dengan harga yang lebih murah.

Namun, baru dua negara yang sepakat untuk membeli, yakni China dan India.

Adapun rencana Pertamina untuk mengimpor minyak dari Rusia pertama kali diungkapkan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada Maret 2021 di dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI.