JAKARTA - PT PP Presisi Tbk (PPRE) menyatakan bakal fokus pada bisnis jasa pertambangan di 2023. Direktur Utama PPRE Rully Noviandar mengatakan, hal tersebut dilakukan perseroan sebagai upaya mendapatkan sumber pendapatan berulang.
Hingga September 2022, pendapatan PP Presisi mencapai Rp2,6 triliun. Pendapatan anak usaha PTPP ini meningkat 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,8 triliun.
Kontribusi pendapatan pada lini bisnis jasa pertambangan telah mencapai sebesar 27,3 persen. Rully menjelaskan, capaian tersebut merupakan hal yang positif di tengah fokus PP Presisi pada pengembangan bisnis jasa pertambangan ke depan sebagai sumber pendapatan berulang.
"Fokus tersebut tentunya juga selaras dengan kebijakan pemerintah dalam program hilirisasi tambang dengan menggeliatnya pembangunan smelter yang mendorong permintaan bahan baku baterai yang menyebabkan peningkatan harga pada nikel," ujar Rully dalam paparan publik secara virtual, Kamis 24 November.
BACA JUGA:
Lebih lanjut Rully mengatakan, pihaknya juga menargetkan peningkatan pendapatan lebih dari 20 persen pada tahun 2023. Untuk mencapai tujuan tersebut PPRE telah menyusun winning target 2023 melalui strategi optimalisasi alat berat, peningkatan kapasitas keuangan, peningkatan kapabilitas SDM, penerapan sistem SCM tersentralisasi, dukungan IT & equipment technology, serta peningkatan tata kelola perusahaan.
Melalui upaya upaya tersebut, fokus pada jasa pertambangan yang terintegrasi diharapkan dapat segera terwujud dan memberikan profit yang lebih tinggi, arus kas dan pada akhirnya meningkatkan nilai tambah bagi stakeholders.