Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa penjualan eceran pada Oktober 2022 makin kuat dengan berada di level 204,3 berdasarkan Indeks Penjualan Riil (IPR). Angka tersebut tumbuh 4,51 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2021.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, torehan bulan lalu membaik dari September 2022 yang mencatatkan level IPR sebesar 198,1, atau tumbuh 4,56 persen yoy.

“Perbaikan ini didorong oleh subkelompok sandang sejalan dengan program diskon yang diterapkan oleh industri ritel, diikuti membaiknya kontraksi kelompok suku cadang dan aksesori otomotif, serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor,” ujarnya ketika memberikan pernyataan pers pada Rabu, 9 November.

Menurut Erwin, pada September 2022 kinerja penjualan eceran ditopang oleh perbaikan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, di tengah melambatnya pertumbuhan Kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan subkelompok sandang.

“Secara bulanan, penjualan eceran terkontraksi sebesar 1,8 persen month to month (mtm). Penurunan terjadi pada mayoritas kelompok terutama kelompok suku cadang dan aksesori dan subkelompok sandang yang disebabkan oleh penurunan permintaan,” tuturnya.

Dari sisi harga, responden memperkirakan tekanan inflasi pada Desember 2022 dan Maret 2023 meningkat. Ekspektasi Harga Umum (IEH) Desember 2022 dan Maret 2023 masing-masing tercatat sebesar 146,0 dan 140,7, dari 135,4 dan 138,7 pada bulan sebelumnya.

“Peningkatan harga didorong oleh kenaikan harga bahan baku serta kenaikan permintaan sesuai pola historis saat Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN), Ramadan dan Natal,” tutup dia.