Bagikan:

JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan lembaga riset di bawah naungan Universitas Indonesia, yaitu Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LD FEB UI) melakukan optimalisasi publikasi statistik pasar modal.

BEI dan LD FEB UI menyediakan informasi statistik yang komprehensif, informatif, dan reliabel bagi masyarakat, serta mendukung literasi dan inklusi keuangan khususnya pasar modal Indonesia sepanjang April hingga Agustus 2022.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, pihaknya mengapresiasi hasil riset yang telah dilakukan oleh LD FEB UI. Berdasarkan hasil riset tersebut data yang tersedia di bursa sudah lengkap dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

"Sebagai langkah tindak lanjut ke depan, kami akan upayakan lebih banyak sosialisasi dan edukasi terkait publikasi statistik ini sehingga dapat meningkatkan literasi dan inklusi data-data pasar modal," ujar Irvan dalam keterangan dikutip Antara, Rabu 2 November.

Kerja sama BEI dengan LD FEB UI bertujuan untuk optimalisasi publikasi statistik BEI melalui studi kuantitatif dan kualitatif (mix method) yang dikombinasikan dengan kajian pustaka ekstensif.

Riset yang dilakukan LD FEB UI menemukan isu dan masukan dari masyarakat, serta para pemangku kepentingan di pasar modal atas informasi statistik yang selama ini diterbitkan BEI.

Melalui publikasi statistik, BEI diharapkan terus dapat memberikan informasi lengkap dengan tampilan menarik terutama untuk pelaku pasar modal.

Kini pelaku pasar modal didominasi (lebih dari 50 persen) oleh generasi milenial dan generasi Z atau investor yang berusia 30 tahun ke bawah (Gen MZ).

Dalam riset yang dilakukan oleh LD FEB UI, sebanyak 98 persen dari pembaca merasa puas dan sangat puas dengan kelengkapan informasi dan konten yang disajikan dalam publikasi statistik BEI.

Namun di sisi lain, pembaca mengharapkan peningkatan atas bentuk penyajian publikasi statistik BEI seperti grafik, tabel, dan tata letak sehingga dapat mengikuti perkembangan global dan generasi saat ini.

LD FEB UI juga menemukan bahwa publikasi statistik BEI sebagai salah satu referensi utama bagi para pelaku pasar modal, maka penting bagi BEI untuk mentransformasi publikasi statistiknya untuk menjadi lebih modern dan komunikatif.

Perubahan dapat dimulai dengan lebih menonjolkan identitas BEI dan memodernisasi tampilan tabel, grafik serta tata letak.

Selain itu, penting bagi BEI untuk memadatkan informasi yang diberikan dengan mengurangi jumlah halaman untuk meningkatkan tingkat keterbacaan.

Dalam penggalian informasi untuk analisis kuantitatif, LD FEB UI melakukan pengumpulan data melalui survei kepada investor ritel, akademisi, perusahaan efek, manajer investasi, serta masyarakat umum di 10 provinsi utama, yaitu seluruh provinsi di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Bali.

Jumlah data yang dinyatakan sesuai dengan kriteria proses pengecekan atau cleaning sebanyak 775 responden. Kemudian untuk pengumpulan data kualitatif, LD FEB UI melakukan wawancara mendalam kepada perusahaan efek, akademisi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia dengan total informan sebanyak 34 orang.

Hasil riset LD FEB UI juga menunjukkan beberapa temuan di antaranya Gen MZ merupakan investor sekaligus pembaca publikasi statistik BEI terbanyak saat ini dan kebutuhan informasi snapshot pasar modal yang paling diinginkan oleh investor sebab snapshot pasar modal memberikan gambaran yang cepat kepada investor mengenai kejadian pasar.

Selanjutnya publikasi yang paling banyak diakses merupakan publikasi statistik tahunan (yearly statistics) dan bulanan (monthly statistics) sedangkan yang paling rendah peminat merupakan publikasi statistik mingguan (weekly statistics).

Kemudian, peningkatan tampilan visual publikasi dengan cara merubah ukuran huruf dan pewarnaan, perlunya metadata dan advance release calendar (ARC) pada publikasi statistik BEI, dan Galeri Investasi BEI dan perguruan tinggi dapat menjadi mitra kerja sama terkait penyediaan data dan informasi pasar modal, serta BEI perlu melakukan lebih banyak sosialisasi dalam hal data licensing.