Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan infrastruktur PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) membidik proyek baru di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

"Perseroan berencana untuk bisa berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di IKN Nusantara dan proyek yang akan dibidik oleh perseroan adalah proyek yang berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," kata Direktur Utama PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk Dharmo Budiono dalam keterangan dikutip Antara, Senin 31 Oktober.

Meski demikian, lanjut Dharmo, perseroan belum bisa membuka secara rinci proyek apa saja yang akan diambil.

Untuk bisa mendapatkan proyek pembangunan infrastruktur di IKN Nusantara, perseroan harus bersaing dengan beberapa perusahaan dan membawa konsep dan ide yang relevan dengan pembangunan di IKN Nusantara yang mengutamakan ramah lingkungan.

IKN Nusantara diharapkan akan menjadi kota yang ultra modern dan membanggakan, serta bisa menampakkan wajah Indonesia di mata dunia.

Dharmo menyampaikan, selama ini perseroan mengincar beberapa proyek pembangkit listrik di berbagai wilayah di Indonesia, dan proyek tersebut menjadi salah satu kontributor utama dalam keuangan perusahaan.

Sementara itu, hingga kuartal kedua tahun ini perseroan berhasil mendapatkan kontrak baru senilai Rp38 miliar. Angka tersebut sudah mencapai 50 persen dari target yang dicanangkan pada akhir 2022 mencapai Rp70 miliar.

Perolehan kontrak baru tersebut didapat dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Halmahera Timur, dan proyek jasa perluasan coal yard dengan Indonesia Power.

Ke depan, perseroan optimistis kinerja keuangan akan mengalami peningkatan sesuai dengan prospektus yang disampaikan sebelum mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2022.

Saat ini, tingkat Debt Equity Ratio (DER) perseroan sangat kecil jika dibandingkan dengan emiten BUMN karya lainnya, dimana tercatat angka DER mencapai 137 persen, kemudian untuk Return on Equity (ROE) mencapai 13,44 persen, Return on Asset (RoA) 5,19 persen, Return on Investment (ROI) 9,18 persen, dan operating margin mencapai 7,63 persen.