Bagikan:

JAKARTA – Forum tingkat tinggi regulator pasar modal negara Asia Tenggara atau The ASEAN Capital Market Forum (ACMF) baru saja selesai menyelenggarakan The 37th ACMF Chairs Meeting dan ACMF's 2022 International Conference pada pekan lalu di Kamboja.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku perwakilan resmi Indonesia menyatakan bahwa ACMF merupakan wadah ideal untuk mewujudkan keuangan berkelanjutan di kawasan.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, OJK merasa terhormat untuk melanjutkan estafet kepemimpinan ACMF pada 2023 mendatang seiring dengan Keketuan Indonesia di ASEAN.

“OJK berkomitmen penuh dan partisipasi aktif untuk memastikan cita-cita agenda keuangan berkelanjutan ACMF tetap dalam jalur, terus berprogres dan juga mencapai target yang diharapkan,” ujar dia dalam keterangan pers hari ini, Selasa, 1 November.

Inarno menjelaskan, ACMF merupakan forum pasar modal yang terdiri dari 10 Negara di ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Lao, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

“Tanggung jawab utama ACMF adalah mengembangkan pasar modal regional lebih dalam, likuid dan terintegrasi dengan fokus pada harmonisasi kerangka peraturan dalam rangka mencapai integrasi pasar modal yang lebih baik di ASEAN,” tegasnya.

Mantan bos Bursa Efek Indonesia itu menerangkan pula komitmen kuat negara-negara Asia Tenggara pada ASEAN Capital Market Forum untuk mendorong keuangan berkelanjutan telah dilakukan melalui beberapa hasil, seperti peluncuran ASEAN Green Bond Standards pada 2017, ASEAN Social Bond Standards pada 2018.

Lalu, ASEAN Sustainability Bond Standards pada 2018 Roadmap for ASEAN Sustainable Capital Markets 2020 dan ASEAN SDG Bond Toolkit pada 2021.

Adapun, agenda ACMF terkait keuangan berkelanjutan juga dituangkan dalam ACMF Action Plan 2021-2025 yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan pemulihan dengan keberlanjutan.

“Pada International Conference ACMF 2022 telah diluncurkan standar baru untuk mendukung perkembangan ASEAN sustainable capital market, yakni ASEAN Sustainability-Linked Bonds Standards dan ASEAN Sustainable and Responsible Fund Standards,” tutup Inarno.