Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Jabar Banten Syariah (Bank BJB Syariah) menyatakan pembiayaan yang disalurkan Bank BJB Syariah mencapai Rp7,30 triliun per September 2022 atau tumbuh 18,15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy).

"Secara rinci, pembiayaan produktif Bank BJB syariah pada Triwulan III 2022 meningkat di atas 30 persen dan pembiayaan konsumtif naik sebesar 13 persen," kata Direktur Utama Bank BJB Syariah Adang Ahmad Kunandar, di Bandung, dikutip dari Antara, Sabtu 29 Oktober.

Bank BJB Syariah berhasil mencatatkan kinerja bisnis yang melesat, yakni, dengan meraih laba bersih Rp 59,40 miliar hingga triwulan III tahun 2022 berkat kolaborasi dan inovasi.

Menurut Adang, pihaknya merasa bersyukur karena kinerja bisnis Bank BJB Syariah terus tumbuh positif hingga triwulan III 2022. 

Hal ini berkat kerja keras seluruh insan Bank BJB Syariah dan kepercayaan dari para nasabah serta tidak lepas juga berkat dukungan penuh dari Bank BJB.

"Bank BJB Syariah berhasil mencetak laba bersih Rp59,40 miliar dengan pertumbuhan kenaikan lebih dari 2 kali lipat atau 115 persen secara year on year (yoy)," ujar Adang.

Adang mengatakan, terdapat tiga faktor dominan yang saling menopang sehingga Bank BJB Syariah dapat mengukir kinerja positif hingga 30 September 2022.

Faktor yang pertama, struktur biaya dana, kedua ialah pembiayaan tumbuh impresif, bersamaan dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang baik.

Dan faktor yang ketiga, Bank BJB Syariah beroperasi dengan lebih efisien sehingga BOPO berhasil ditekan.

DPK Bank BJB Syariah mencapai Rp8,5 triliun per September 2022 juga melonjak hingga 25,5 persen (yoy) senilai Rp1,7 triliun.

Kenaikan DPK menunjukkan tiga hal yakni tingkat kepercayaan semakin baik dari nasabah yang mengamanahkan dananya untuk dikelola Bank BJB Syariah, likuiditas Bank BJB Syariah mencukupi untuk menopang rencana bisnis ke depan, kolaborasi dan sinergi.

Selain itu, kata dia, Bank BJB Syariah mengembangkan fitur-fitur dan Mobile Maslahah sehingga, mampu meningkatkan dana murah. 

Bank BJB Syariah juga, lanjut Adang, berhasil membukukan pendapatan setelah bagi hasil (Net Imbalan) Rp404,9 miliar atau melonjak 20 persen dari sebelumnya Rp336,4 miliar.

Non Performing Financing (NPF) nett berhasil ditekan dari 2,19 persen menjadi 1,74 persen, sedangkan NPF gross juga membaik dari 4,27% menjadi 3,19 persen.

BOPO Bank BJB Syariah berhasil ditekan dari 89,81 persen menjadi 87,30 persen. Sementara aset tumbuh 20,49 persen menjadi Rp11,15 triliun, dan Rasio kecukupan modal (CAR) berada di level 22,44 persen.

Adang menambahkan kinerja sehat Bank BJB Syariah akan menopang aspirasi ke depan dan pencapaian ini juga meningkatkan optimisme bank ini untuk memulai rangkaian beberapa aksi korporasi. Seperti penerbitan Sukuk untuk memperkuat ekspansi bisnis bank, baik organik maupun anorganik.