JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah berhasil mencapai kesepakatan ekspor dengan tiga negara Asia, yakni China, Jepang dan Filipina dengan skema imbal dagang. Nilainya 345 juta dolar AS.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan kolaborasi ini berlangsung antara PT Trade Barter Indonesia (PT TBI) dengan Japan Agriculture Hokkaido (JA Hokkaido), Asian Pyrochem Technologies Incorporated dari Filipina, dan Prestige International Trading Company Ltd dari China.
"Selama ini imbal dagang dilakukan Indonesia dalam rangka pengadaan sektor alat peralatan pertahanan dan keamanan (Alpalhankam). Namun saat ini juga didorong imbal dagang business to business (b to b) sebagai salah satu terobosan peningkatan ekspor nasional,” ujarnya dalam keterangan pers, Minggu, 23 Oktober.
Menurut Didi, imbal dagang bukanlah hal yang baru namun sudah lama dilakukan oleh pelaku usaha. Indonesia melihat imbal dagang sebagai alternatif memperkuat ekspor nasional.
“Sejak akhir 2020, program imbal dagang telah dijajaki kepada 38 negara dan telah disepakati enam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yaitu dengan Rusia, Jerman, Belanda, Turki, Hungaria, dan Filipina serta satu kontrak dengan Meksiko,” tuturnya.
Didi menjelaskan, program ini dikoordinasikan oleh Badan Pelaksana atau Executive Coordinator (EC) yang bertindak untuk berkoordinasi di dalam negeri dengan para pelaku usaha, yaitu eksportir dan importir di negara masing-masing. Selain itu, program ini juga akan bekerja sama dengan perbankan dan para pemangku kepentingan terkait.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan yang sama, Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Veri Anggrijono ikut mengapresiasi dilaksanakannya penandatanganan Letter of Intent (LoI) dalam skema imbal dagang ini dan berharap segera dilakukan proses transaksi perdagangan.
“Melalui komitmen awal ini, kedua pelaku usaha diharapkan dapat melakukan transaksi riil di awal 2023,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT TBI Hendra menyatakan siap mensosialisasikan skema imbal dagang b to b sekaligus melengkapi informasi dari Kementerian Perdagangan mengenai imbal dagang.
“Sebanyak 20 komoditas yang menjadi fokus utama untuk diimbaldagangkan, antara lain perhiasan, fiber optik, elektronik rumah tangga, furniture, mesin, kopi, teh, karet, kereta, minuman jus buah, dan produk alpalhankam, tentunya juga terbuka bagi produk potensial lainnya,” ucap Hendra.