Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku optimistis perekonomian Indonesia masih cukup sehat dan aman dari ancaman resesi global 2023.

"Di tengah-tengah krisis, di tengah-tengah resesi, Indonesia di kuartal II masih tumbuh 5,44 persen. Ini wajib kita syukuri. Kita termasuk negara yang memiliki growth/pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya," kata Jokowi dikutip dari Antara, Rabu, 19 Oktober.

Selain itu, inflasi yang relatif masih bisa dikendalikan di level 4,9 persen pada kuartal II 2022, bahkan hanya menjadi 5,9 persen setelah kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak.

"Tolong nanti dibandingkan inflasi kita dengan negara-negara lain, pertumbuhan/growth kita dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain," ujar Jokowi.

Kemudian neraca perdagangan Indonesia yang surplus sepanjang tahun 2022, bahkan setidaknya satu tahun sebelumnya, yakni hingga selama 29 bulan terakhir.

"Sudah 29 bulan kita terus surplus neraca dagang kita. Tadi sudah disampaikan oleh Pak Zul (Zulkifli Hasan) Menteri Perdagangan dari Januari sampai September surplus kita mencapai 39,8 miliar dolar AS. Ini jumlah yang tidak sedikit. Ini juga berkat kerja keras bapak ibu sekalian," kata Jokowi.

Oleh karena itu, Jokowi meminta segenap pihak tetap bersikap optimistis menatap situasi yang ada.

"Lembaga-lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sulit, tahun depan akan gelap, silakan negara-negara lain. Negara kita harus tetap optimistis," kata Jokowi.

Kendati demikian, Jokowi mengingatkan sikap optimistis itu harus tetap dibarengi dengan penuh kewaspadaan.

"Harus hati-hati, karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi akan menyebar sampai ke mana, imbasnya ke kita seperti apa," tuturnya.