JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan saat ini, Indonesia tengah fokus dalam memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara nontradisional. Sejalan dengan hal tersebut, kata Zulkifli, untuk meningkatkan hubungan dagang di pasar global, termasuk dengan negara-negara Asia Selatan seperti Bangladesh, peran aktif semua pihak terkait, termasuk komunitas bisnis, sangat diperlukan.
Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan dalam pertemuan dengan Komunitas Bisnis Amerika Serikat (AS)-Bangladesh yang dihadiri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bangladesh-AS serta 30 pelaku bisnis AS-Bangladesh di Queens, New York, AS.
"Banyak hal yang bisa digali dan dikembangkan dalam hubungan perdagangan Indonesia dan Bangladesh. Terlebih, kedua negara memiliki sejumlah kesamaan dan pasar yang besar, yaitu memiliki lebih dari 400 juta penduduk dengan mayoritas muslim," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin, 10 Oktober.
Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengatakan ada sejumlah produk Indonesia yang berpeluang untuk ditingkatkan ekspornya ke Bangladesh. Kementerian Perdagangan pun menunjukkan komitmennya dalam merealisasikan tujuan tersebut melalui penjajakan perundingan perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Bangladesh.
Dengan penjajakan perjanjian dagang tersebut, kata Zulkifli, peningkatan nilai transaksi perdagangan melalui penurunan tarif bea masuk dan preferensi perdagangan, serta kemudahan lainnya dapat tercapai.
Dalam pertemuan ini, turut disampaikan berbagai hal yang menjadi kendala dalam hubungan dagang Indonesia dan Bangladesh, di antaranya kemudahan dalam mendapatkan visa atau visa bisnis, terbatasnya jumlah penerbangan, serta masih belum intensifnya kedua negara membaca peluang dan keunggulan masing-masing negara.
Menyikapi hal itu, Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan sejumlah strategi peningkatan perdagangan Indonesia yang berfokus pada pengembangan produk ekspor potensial ke Bangladesh seperti energi, mesin, teknologi, hingga produk halal.
"Lainnya adalah mempertahankan produk yang mempunyai pangsa pasar yang kuat di Bangladesh, serta meningkatkan pangsa pasar produk-produk yang harus dipulihkan," katanya.
Selain itu, lanjut Zulhas, komunitas bisnis juga merupakan salah satu faktor penting dalam menjawab sejumlah tantangan yang masih dihadapi para pelaku bisnis saat ini.
BACA JUGA:
Sekadar informasi, nilai perdagangan Indonesia-Bangladesh pada periode Januari—Agustus 2022, tercatat sebesar 2,51 miliar dolar AS atau meningkat 36,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Bangladesh sebesar 2,44 miliar dolar AS dengan komoditas ekspor unggulan antara lain minyak sawit, batu bara, semen, bubur kayu kimia, dan kapas.
Sedangkan, impor Indonesia dari Bangladesh sebesar 68,50 juta dolar AS. Sedangkan total nilai perdagangan kedua negara pada 2021 mencatatkan surplus bagi Indonesia sebesar 2,82 miliar dolar AS. Surplus perdagangan diperoleh dari nilai ekspor Indonesia ke Bangladesh sebesar 2,92 miliar dolar AS dan impor Indonesia dari Bangladesh sebesar 108,17 juta.
Dalam pertemuan tersebut, Zulhas juga mengundang para pelaku usaha untuk hadir pada acara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 dan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) yang akan diselenggarakan pada 19--23 Oktober 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang, Banten.
"TEI 2022 merupakan pameran dagang internasional terbesar di Indonesia. Pada pameran ini akan ditampilkan berbagai produk unggulan Indonesia berkualitas. Pameran ini dapat menjadi wahana untuk lebih mengenal produk unggulan dan potensial Indonesia, sekaligus sebagai peluang dalam memenuhi kebutuhan atau permintaan produk impor dari Bangladesh," ucapnya.