Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mengoptimalkan potensi sektor ekonomi digital Indonesia yang tumbuh dengan pesat. Salah satunya dengan mendorong digitalisasi pasar rakyat.

Kemendag pun menargetkan digitalisasi 1.000 pasar rakyat dan 1.000.000 UMKM di seluruh Indonesia.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan taget tersebut sejalan dengan potensi sektor ekonomi digital.

Diperkirakan, pada 2030, kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian nasional akan meningkat menjadi 18 persen dari total produk domestik bruto (PDB).

Dalam mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia, kata Jerry, saat ini Kementerian Perdagangan fokus pada pengaturan, pembinaan, dan pemantauan niaga elektronik (niaga-el); peningkatan ekspor melalui platform digital; perdagangan fisik aset kripto; digitalisasi pasar tradisional dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); sistem pemantauan dan pelaporan harga dan stok barang; serta negosiasi perdagangan digital.

"Sebagai implementasi transformasi digital di bidang perdagangan, Kementerian Perdagangan menargetkan digitalisasi 1.000 pasar rakyat dan 1.000.000 UMKM di

seluruh Indonesia," katanya dalam keterangan resmi, di Jakarta, Rabu, 5 Oktober.

Saat ini, kata Jerry, sudah terdapat 2.047 pasar rakyat menggunakan situs web pasar melalui Sistem Informasi Sarana Perdagangan (SISP), 10 pasar rakyat on-boarding pemasaran secara digital, dan 51 pasar rakyat telah melakukan transaksi nontunai melalui QRIS.

"Untuk UMKM dan pedagang tradisional, 326 tradisional pasar di 42 kecamatan dengan 106.702 pedagang lokal telah menerapkan e-retribusi dan 9,7 juta pedagang UMKM telah melakukan transaksi nontunai melalui QRIS. Jumlah ini akan terus meningkat seiring berkembangnya program," jelasnya.

Menurut Jerry, berdasarkan Gross Merchandise Value (GMV), nilai transaksi niaga-el di Indonesia pada 2022 diproyeksikan mencapai Rp526 triliun atau tumbuh 31,1 persen dari tahun sebelumnya.

"Pertumbuhan ini didukung oleh meningkatnya penetrasi internet dan meningkatnya konsumen digital di Indonesia," katanya.

Jerry mengatakan, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia juga berdampak pada perdagangan aset digital.

Nilai transaksi aset kripto pada 2021 tercatat sebesar Rp859,4 triliun atau tumbuh lebih dari 1.200 persen pada 2020.

Sedangkan total nilai transaksi pada Januari-Agustus 2022 tercatat sebesar Rp249,3 triliun.

Di sisi lain, jumlah pelanggan aset kripto terdaftar di Indonesia sampai dengan Agustus 2022 tercatat sebesar 16,1 juta pelanggan dengan rata-rata kenaikan jumlah pelanggan terdaftar sebesar 725 ribu pelanggan per bulan.

"Ke depan, Kementerian Perdagangan terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan demi terciptanya ekosistem ekonomi digital yang solid. Dengan begitu, sektor ekonomi digital Indonesia nantinya dapat memberikan dampak yang lebih optimal dan bermanfaat bagi masyarakat," ucapnya.