Bagikan:

JAKARTA - Kenaikan harga beras bakal berdampak pada bertambahnya daftar orang miskin di Indonesia. Sebab, karena kenaikan komoditas ini terjadi di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kondisi ini berimbas pada laju inflasi.

Harga beras belakangan mengalami kenaikan. Dikutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada 22 September, harga beras kualitas bawah I dan II adalah Rp11.000 dan Rp10.700 per kg. Sementara, beras medium I di harga Rp12.100 per kg, naik dari Rp12.050 pada 20 September.

Sementara harga beras medium II terus mengalami kenaikan. Saat ini harga beras tersebut tercatat Rp11.950 per kg, naik Rp50 dari Rp11.900 dari hari sebelumnya. Sedangkan pada 20 September harga beras kualitas ini tercatat Rp11.850 per kg. Harga tersebut adalah rata-rata nasional.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, beras punya dampak yang cukup besar terhadap inflasi. Kata Bhima, memang periode 5 tahun terakhir stok beras di dalam negeri mencukupi untuk kebutuhan nasional, sehingga tidak terjadi gejolak inflasi umum karena harga beras relatif kecil.

"Sekarang kondisi berbeda, ada kenaikan harga BBM dimana jasa angkutan makin mahal maka mempengaruhi harga beras di level konsumen," katanya kepada VOI, dikutip Kamis, 22 September.

Apalagi, kata Bhima, kenaikan bahan bakar tersebut juga mengoreksi biaya input pertanian. Seperti misalnya pupuk yang juga ikut naik. "Itu punya efek ke inflasi pangan," tegasnya.

Untuk mengukur seberapa penting beras, kata Bhima, bisa dilihat dari kontribusi beras ke garis kemiskinan sebesar 23 persen di perdesaan dan 19,3 persen di perkotaan tertinggi dibanding komponen lainnya.

Artinya, lanjut Bhima, harga beras yang mengalami kenaikan sedikit saja, maka inflasi akan naik dan berujung pada penyesuaian garis kemiskinan. "Orang miskin akan bertambah kalau berasnya mahal," ucapnya.

Cuma Naik Rp100 per Kg

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) angkat bicara mengenai kenaikan harga beras. Melalui Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Syailendra, Kemendag mengakui ada kenaikan, namun tidak terlalu besar.

"Harga beras cuma naik Rp100 (per kilogram) kok," ujarnya saat ditemui di Kantor Kejaksaan Agung RI, Jakarta Selatan, Jumat, 16 September.

Lebih lanjut, Syailendra mengatakan untuk menjaga stok dan harga beras, Kemendag telah bekerja dengan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).

Syailendra juga mengaku telah menggandeng Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk melakukan intervensi pasar, khususnya untuk beras kelas premium. Selain itu, Kemendag telah bersinergi dengan Bapanas untuk menyalurkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Kata Syailendra, stok CBP saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Kita kan punya stok hampir 900 ribu ton," tuturnya.

Sementara Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, harga barang kebutuhan pokok masih terpantau stabil, meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mengalami kenaikan beberapa waktu lalu. Artinya, belum ada dampak signifikan yang terlihat imbas kenaikan harga BBM.

Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan ini juga memastikan bahwa Kementerian Perdagangan akan terus menjaga agar harga barang kebutuhan pokok tetap stabil.

"Kenaikan BBM subsidi belum mempengaruhi harga barang kebutuhan pokok yang masih stabil," ujar Zulhas, dalam keterangan resmi, Kamis, 15 September.