Masuk Fase Pascapemulihan, Kemenhub: Industri Penerbangan Mulai Bangkit
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, menilai industri penerbangan mulai bangkit kembali setelah terdampak cukup signifikan akibat pandemi COVID-19.

Hal ini terlihat dari meningkatnya lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional.

Berdasarkan data industri penerbangan global oleh International Air Transport Association (IATA), momentum pemulihan lalu lintas penerbangan global mulai menguat.

Pada Juni 2022, lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional sudah mencapai rata-rata 70 persen jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi (tahun 2019).

Dengan rincian, lalu lintas penerbangan domestik mencapai 81 persen dan lalu lintas penerbangan internasional mencapai 65 persen.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono mengatakan penurunan lalu lintas penerbangan berlangsung sejalan dengan pengetatan mobilitas pergerakan orang, untuk menjaga protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.

"Kita ketahui, pandemi membuat pergerakan pesawat, jumlah penumpang dan kargo di semua bandara mengalami penurunan yang signifikan. Sekarang industri penerbangan kembali menggeliat," ujar Plt. Selasa, 20 September.

Nur Isnin menjelaskan, situasi dan kondisi pandemi ini juga yang menyebabkan sejumlah maskapai penerbangan mengurangi armada dan menutup rute-rute yang tidak padat, untuk mengurangi biaya operasional.

Contohnya, kata Nur Isnin, Bandara Kertajati. Sebelum pandemi COVID-19 bandara ini sudah melayani penerbangan. Namun sejak pandemi, penerbangan komersial penumpang di bandara ini secara bertahap berkurang. Kini, bandara tersebut melayani penerbangan untuk kargo.

Namun, lanjut Nur Isnin, sejalan dengan industri penerbangan mulai bangkit kembali setelah terdampak cukup signifikan akibat pandemi COVID-19, Bandara Kertajati akan kembali melayani penerbangan komersial pada November mendatang.

"Mulai November nanti, Bandara Kertajati bersiap melayani penerbangan komersial dan rencananya akan digunakan juga untuk melayani penerbangan umrah," ujarnya.

Kata dia, tentunya Ditjen Perhubungan Udara akan terus mengupayakan agar para maskapai, kembali membuka rute-rute penerbangan untuk melayani penumpang dari dan menuju Kertajati.

Apalagi dengan adanya rencana operasional jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) pada bulan Oktober 2022, akan sangat membantu pemulihan lebih cepat di Bandara Kertajati.

"Jalan tol memungkinkan perjalanan dari Bandung ke Kertajati hanya dalam satu jam saja," tuturnya.

Di samping itu, Nur Isnin juga mengatakan beberapa bandara kecil di Pulau Jawa juga mulai pulih. Seperti, Bandara Ngloram di Blora, Bandara Jenderal Soedirman di Purbalingga dan Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya.

Kata Nur Isnin, sebelum terjadinya pandemi dan sebelum Bandara Halim direvitalisasi, bandara-bandara tersebut sudah beroperasi dan melayani rute penerbangan.

Dengan dihentikan sementara Bandara Halim memberikan dampak pada bandara-bandara kecil tersebut.

Sekadar informasi, Bandara Halim Perdanakusuma pada Maret hingga Agustus 2022 dilakukan penutupan sementara. Hal ini untuk keperluan revitalisasi bandara untuk menjaga keselamatan penerbangan. Selain itu, Bandara Halim juga dipersiapkan untuk pelayanan event Presidensi G20 Indonesia.

Setelah revitalisasi selesai pada awal September 2022, Bandara Halim sudah dibuka kembali.

"Ini menjadi awal yang baik, sehingga rute-rute penerbangan dari Halim bisa kembali dibuka," ucap Isnin.

Seiring dengan pemulihan masa pandemi, menurut Nur Isnin memang perlu waktu untuk kembali pada kondisi sebelum pandemi.

Apalagi saat ini jumlah pesawat masih sangat terbatas untuk melayani masyarakat di seluruh Indonesia.

"Dibanding sebelum pandemi, jumlah pesawat kita yang siap beroperasi, tinggal 55 persen sampai dengan 60 persen dari jumlah sebelum pandemi tahun 2019. Semoga sampai akhir tahun sudah ada peningkatan jumlah armada secara signifikan," tuturnya.

Nur Isnin menjelaskan, bandara seperti halnya infrastruktur transportasi yang lain, tidak bisa langsung melahirkan trafik dan mobilitas dalam jangka waktu pendek.

"Manfaat kehadiran bandara akan terasa ketika  dalam jangka menengah dan jangka panjang, pada saat mobilitas masyarakat makin tinggi dan butuh pilihan transportasi yang cepat dan aman," katanya.

Kendati demikian, Nur Isnin meyakini bahwa dengan kerja sama dan kolaborasi yang baik antarkementerian/lembaga terkait, dan melibatkan pemerintah daerah serta stakeholder penerbangan, upaya pemulihan ini akan berjalan dengan baik.

"Kita terus berusaha melakukan pemulihan agar sektor penerbangan kembali menggeliat, bandara kembali ramai dan banyak rute penerbangan yang dibuka kembali, mari bersama-sama kita wujudkan," ujarnya.