Kasus Uang Dimakan Rayap di Solo jadi Pelajaran Akan Pentingnya Menabung di Bank
Petugas BI Solo memeriksa uang rusak milik Samin akibat dimakan rayap, Selasa, 13 September. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dimas Yuliharto mengatakan, kasus uang dimakan rayap yang menimpa Samin, penjaga sekolah di Solo, Jawa Tengah, dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat.

Ia meminta masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank. Pasalnya, menyimpan uang di rumah sangat berisiko bisa rusak bahkan bisa hilang dicuri.

“Menabung di bank itu lebih aman karena dijamin oleh LPS, daripada berisiko hilang atau rusak karena berbagai sebab, lebih baik simpan di bank,” ujarnya dalam keterangan kepada media, Kamis, 15 September.

Dimas menambahkan, pihaknya menjamin nilai simpanan nasabah maksimal senilai Rp2 miliar.

"Jadi kalau banknya bangkrut atau ditutup, LPS akan menjamin tabungan per nasabah dan per bank," imbuh Dimas.

Akan tetapi, kata dia, masyarakat jika tabungannya ingin dijamin maka wajib untuk mematuhi syarat penjaminan LPS yaitu, tercatat pada pembukuan bank, tingkat bunga simpanan yang diterima tidak melebihi tingkat bunga penjaminan LPS, tidak menyebabkan bank menjadi gagal misalnya memiliki kredit macet.

Sebelumnya diberitakan, Samin, seorang penjaga sekolah di SDN Lojiwetan Solo membawa uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 yang rusak dimakan rayap ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Solo, pada Selasa 13 September 2022.

Total uang yang sudah rusak dimakan rayap itu senilai hampir Rp50 juta.

Uang kertas yang disimpan Samin di celengan plastik itu akan digunakan untuk menunaikan ibadah haji.

Kedatangan Samin ke KPw BI Solo dengan maksud untuk menukarkan uangnya membuahkan hasil. Bank Indonesia (BI) mengganti sebagian uang milik Samin.

"Selasa siang (13/9) kami lihat bentuk uang yang dimakan rayap. Kan itu diketahui pada Selasa pagi, kemudian jadi viral, agar lebih jelas hasilnya seperti apa kami sudah identifikasi sisa kertas uang yang dimakan rayap," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo dikutip dari Antara, Kamis.

Ia mengatakan, dari identifikasi sisa lembaran uang pada tahap pertama yang memenuhi syarat ditukarkan ke BI diperoleh sebesar Rp9.910.000.

"Selanjutnya, Rabu kemarin kami coba rekonstruksi kembali. Alhamdulilah bisa menghasilkan dan memenuhi syarat yakni 2/3 dari luasan uang sebanyak Rp10.310.000. Dengan demikian, total yang sah dapat penggantian sebanyak Rp20.220.000. Ini jumlah optimal yang bisa BI bantu," katanya.

Selebihnya, untuk potongan-potongan kecil, dikatakannya, tidak bisa lagi direkonstruksi.

Terkait kejadian tersebut, ia berharap menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat agar menyimpan uang tabungan ke tempat yang lebih aman, yakni bank.

"Itu lebih aman, bisa digunakan untuk transaksi nontunai, dapat bunga atau bagi hasil. Bisa di celengan dulu tapi setiap bulan disetorkan (ke bank). Kalau ini kan dua tahun jadi terlambat teridentifikasi," katanya.

Samin mengaku bersyukur karena sudah dibantu oleh BI untuk mengidentifikasi uangnya.

"Membantu menyusun serpihan uang saya, dan ini akhirnya bisa ditukar maksimal," katanya.

Pada kesempatan tersebut ia juga mengajak seluruh pihak agar lebih cinta, bangga, dan paham rupiah salah satunya dengan menjaganya lebih baik lagi.

"Jangan nabung di omplong. Ini hasil saya dua tahun menabung, ngojek anak-anak (siswa) dapat Rp5.000-10.000 langsung saya masukkan ke celengan," katanya.

Selain itu, uang tabungannya juga berasal dari hasil istrinya yang berjualan di kantin sekolah.

Rencananya, uang tabungan tersebut akan digunakan untuk menunaikan ibadah haji bersama istri dan dua anaknya.

Uang di dalam celengan yang rusak akibat rayap diperkirakan sekitar Rp50 juta.

Sedangkan uang yang disimpan dalam celengan lain sebesar Rp49,8 juta dalam kondisi aman.