JAKARTA - Direktur Bank DKI Fidri Arnaldy menuturkan Bank DKI mengalami pertumbuhan aset dan kredit pada kuartal II tahun 2022 secara year on year (yoy).
Bank milik Pemprov DKI ini mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 28,99 persen, dari semula Rp56,73 triliun pada kuartal II 2021 menjadi Rp73,17 triliun pada kuartal II 2022.
Sementara, pertumbuhan kreditnya sebesar 20,15 persen pada kuartal II 2022 menjadi Rp43,64 triliun dibanding kuartal II 2021 sebesar Rp36,32 triliun.
"Pertumbuhan kredit terjadi pada seluruh segmen, dengan pertumbuhan segmen Mikro yang memiliki prosentase pertumbuhan tertinggi sebesar 34,77 persen pada kuartal II 2022," kata Fidri dalam keterangannya, Jumat, 2 September.
"Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga didukung dengan perbaikan kualitas aset Bank DKI yang ditandai dengan penurunan rasio NPL, tercatat 2,26 persen pada kuartal II 2022 atau mengalami perbaikan dibanding kuartal II 2021 sebesar 3,03," lanjut dia.
Selain kredit, Bank DKI juga berhasil mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 35,12 persen (yoy) dari semula sebesar Rp44,95 triliun pada kuartal II 2021 menjadi sebesar Rp60,73 triliun pada kuartal II 2022.
"Pertumbuhan DPK utamanya didorong oleh pertumbuhan dana giro sebesar 30,70 persen dari semula sebesar Rp11,07 triliun pada kuartal II 2021 menjadi sebesar Rp14,47 triliun pada kuartal II 2022," ucapnya.
Lebih lanjut, Bank DKI juga mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 30,64 persen menjadi Rp504,90 miliar secara year on year (yoy). Pada kuartal II 2021, laba Bank DKI sebesar Rp386,47 miliar.
BACA JUGA:
Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto menyampaikan bahwa pertumbuhan Laba kuartal II 2022 sebesar 30,64 persen utamanya ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 9,68 persen dari Rp1,30 triliun pada kuartal II 2021 menjadi Rp1,43 triliun pada kuartal II 2022.
"Efisiensi beban bunga menjadi faktor utama yang memberikan dampak positif bagi pertumbuhan laba Bank DKI melalui penjagaan tingkat cost of fund pada level terbilang rendah. Fee based Income juga memberikan kontribusi positif terhadap laba yang tumbuh 27,97 persen dari semula sebesar Rp206,45 miliar pada kuartal II 2021 menjadi sebesar Rp264,19 miliar pada kuartal II 2022," jelas Romy.
Selanjutnya, pencapaian pre-provisioning operating profit (PPOP) pada kuartal II 2022 tercatat sebesar Rp797,24 miliar atau meningkat 26,97 persen dibandingkan dengan kuartal II 2021 sebesar Rp627,91 miliar.