Optimalkan Potensi Gas Bumi, BPH Migas dan SKK Migas Minta Dukungan Pemda
BPH Migas dan SKK Migas menggandeng pemda untuk optimalisasi pemanfaatan gas bumi di Jatim dan Jateng. (Foto: Dok. Kementerian ESDM)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas Bumi (Migas) bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu (SKK) Migas mengharapkan dukungan pemerintah daerah khususnya di wilayah Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng) dalam mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi.

Untuk informasi, saat ini Wilayah Kerja KKKS Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) saat ini telah berkontribusi sekitar 203.000 Barrel of Oil Per Day (BPOD) atau sebesar 35 persen dari produksi minyak bumi dan sekitar 560 million standard cubic feet per day (mmscfd) atau sebesar 10 persen produksi gas bumi secara nasional.

Komite BPH Migas, Wahyudi Anas menjelaskan, di Jatim dan Jateng sudah terpasang pipa transmisi gas bumi dengan kapasitas yang sangat besar sehingga memudahkan pengembangan jaringan pipa-pipa distribusi Gas Bumi yang integrasi, terstruktur untuk menarik investor baru di sektor Industri yang membutuhkan.

"Hal ini tentu saja membutuhkan dukungan semua pihak, salah satunya kemudahan perizinan dalam pengembangan wilayah baru tersebut," ujarnya dalam kegiatan Gas Expo 2022, Kamis 1 September.

Lebih lanjut, Wahyudi menyampaikan, agenda ini tak lepas dari koordinasi dengan pemerintah daerah baik Provinsi maupun Kota/Kabupaten di Jatim dan Jateng bersama para Badan Usaha di sektor hulu dan hilir penyedia gas bumi, untuk dijadikan rencana dalam pengembangan infrastruktur gas bumi di kawasan-kawasan industri ekonomi khusus sampai dengan pembangunan jaringan gas kota komersial lainnya yang sangat membutuhkan energi gas bumi cukup besar.

Dengan bertemunya semua pihak pada kegiatan Gas Expo pada tahun 2022 diharapkan dapat mewujudkan sinkronisasi antara usaha bisnis hulu dan hilir gas bumi sehingga terwujudnya jalinan komunikasi dan kesepakatan para pihak antara pemasok dan pengguna gas bumi, serta terinformasikannya potensi suplai dan demand gas bumi yang berkelanjutan.

"Dengan pertemuan ini, peluang bisnis yang tercipta dapat direalisasikan sehingga peningkatan pemanfaatan gas bumi dalam negeri dapat tercapai", pungkas Wahyudi.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga menyambut positif kegiatan ini. Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak optomis kebutuhan gas industri di Jawa Timur bakal terpenuhi.

Ini terjadi setelah sejumlah sumur gas berproduksi tahun ini. Energi gas di Jatim bakal teserap dikarenakan kebutuhan gas bagi industri dan rumah tangga juga terus tumbuh.

Salah satu perusahaan yang membutuhkan energi gas cukup besar seperti industri kaca dan smelter Freeport di KEK JIIPE Gresik.

"Dan kami juga sampaikan bahwa distribusi gas di Jatim ini sudah tersedia sarananya seperti jaringan pipa yang belum sepenuhnya tersambung antar kota dan kabupaten serta daerah kawasan industri yang tersebar di Wilayah Jawa Timur. Kemudian distribusi gas bumi dengan CNG trucking juga dapat dikembangkan secara masif untuk penyediaan gas bumi di beberapa kawasan industri," ujar Emil.

Sebagai informasi, potensi 500 mmscfd ini akan dihasilkan dari 8 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Migas. Beberapa proyek gas yang akan onstream dan berpotensi memberikan tambahan produksi gas bumi sekitar 500 mmscfd adalah Jambaran Tiung Biru-PEPC yang akan memproduksi gas terbesar yakni sekitar 192 mmscfd. HCML dengan sumur MDA/MDH sekitar 120 mmscfd dan MAC sebanyak 50 mmscfd.

Dan Medco dengan lapangan Paus Biru sebanyak 30 mmscfd. Sumur RBG yang dikelola TIS petroleum sebanyak 15 mmscfd. Serta Kris Energy dengan lapangan Lengo sebanyak 70 mmscfd.

Serta sumur eksplorasi ENC dikelola EML sebanyak 30 mmscfd. Lapangan Bukit Panjang dikelola PCK2L sebanyak 50 mmscfd serta beberapa proyek gas lainnya.