JAKARTA - Informa Markets kembali menyelenggarakan pameran bahan baku makanan dan minuman Food Ingredients Asia (Fi Asia) 2022.
Fi Asia 2022 akan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 7 hingga 9 September di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran.
Pameran akan diikuti lebih dari 300 produsen bahan makanan terkemuka dari seluruh dunia akan menampilkan berbagai inovasi bahan baku makanan dan minuman terbaru.
Pameran ini juga bertujuan untuk merespons permintaan terhadap makanan dan suplemen sehat yang meningkat, terutama dari kalangan konsumen global yang semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengatakan, Indonesia patut berbangga karena tetap menunjukkan pertumbuhan di industri makanan dan minuman di tahun yang penuh tantangan ini.
"Saya memperkirakan kinerjanya semakin membaik karena konsumsi rumah tangga yang sudah semakin pulih," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 31 Agustus.
GAPMMI juga memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri makanan dan minuman (mamin) sepanjang 2022 akan mencapai lima persen secara tahunan.
Meski demikian, kenaikan harga pangan dan energi membuat sejumlah industri makanan dan minuman menaikan harga jual produknya rata-rata sekitar 5 pesen di bulan ini.
Dampak tersebut semakin parah saat terjadi perang Rusia-Ukraina dan pembatasan ekspor oleh beberapa negara.
“Oleh karena itu, penting bagi para pelaku industri untuk mendapatkan info terbaru mengenai perkembangan industri bahan makanan dan minuman agar dapat berkompetisi dalam industri tersebut," lanjutnya.
Lebih lanjut, Adhi mengatakan, Fi Asia menjadi platform yang tepat dan komprehensif untuk berbagai skala bisnis dalam meningkatkan dan memperkuat keberadaan dan kapasitas pelaku industri di kawasan ASEAN.
"Kami sangat menghargai Food Ingredients Asia (Fi Asia) yang terus mendukung industri makanan dan minuman nasional dengan menyelenggarakan pameran bahan baku makanan dan minuman bertaraf internasional di Indonesia," ujarnya.
"Fi Asia memiliki nilai lebih bagi para peserta pameran dan pengunjungnya melalui berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi industri, sehingga dapat menciptakan produk yang kompetitif. Kelak, Indonesia tidak hanya menyerap komoditi asing, akan tetapi mampu memproduksi makanan dan minuman olahan yang inovatif dengan biaya efisien," beber Adhi.
Indonesia merupakan negara di Asia yang memiliki pangsa pasar bahan baku makanan yang prospektif. Pertumbuhan tahunan industri bahan baku makanan diprediksi akan meningkat mencapai 5,30 persen pada periode 2021-2026.
Pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia bahkan menunjukkan kinerja yang positif di masa pandemi, di mana pertumbuhannya mencapai 2,45 persen di kuartal 1 2021.
BACA JUGA:
Tidak hanya itu, negara ke-4 terpadat di dunia ini juga menunjukkan tren penjualan produk makanan produk makanan kesehatan yang tinggi, yaitu 8 persen dari total populasi.
Untuk informasi, Fi Asia pertama kali diadakan di kawasan Asia Tenggara, tepatnya di Singapura pada tahun 1997 dan Thailand pada tahun 2002.
Indonesia dipilih sebagai host Fi Asia untuk pertama kalinya pada tahun 2010.
Kini, Fi Asia telah menjadi platform pameran tahunan terkemuka secara global.
Indonesia dan Thailand akan bergantian untuk menjadi menyelenggarakan Fi Asia.