JAKARTA - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo meminta petani padi di Sulawesi Tenggara khususnya yang ada di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan agar bisa meningkatkan panen hingga 8 ton per hektare.
"Kalau lahan dikelola dengan baik, airnya cukup, varietas berkualitas dengan dikontrol Bapak Gubernur, para Bupati dengan kepala dinas dan penyuluh dibawa asistensi oleh kami tentu kita berharap produktivitasnya tidak yang seperti sekarang hanya 4,2 ton tetapi bisa 6 sampai 7 ton bahkan ada yang bisa 8 ton per hektare," kata Syahrul di Konawe Selatan, dikutip dari Antara, Sabtu 20 Agustus.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama rombongan melakukan kunjungan kerja di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Konawe Selatan didampingi Gubernur Sultra Ali Mazi dan Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga.
Mentan mengatakan tujuan dari kunjungan kerja di daerah tersebut untuk memacu produktivitas pertanian, sebab inflasi Indonesia bisa diposisi yang paling rendah ditopang adanya sektor tersebut.
"Kita memperbaiki budidaya dalam hal ini semuanya mulai dari varietas dan alat-alat pertanian," kata Mentan.
Ia mengaku telah bersepakat dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan beberapa pemerintah kabupaten salah satunya Konawe Selatan untuk menyiapkan lahan seluas 1.000 hektar.
"Tadi kita sepakat untuk menggulirkan beberapa kabupaten 1.000 hektar, dengan harapan selain musim tanamnya dua sampai tiga kali atau ada yang empat kali kalau irigasinya baik itu akan kita capai ke sana," ujar dia.
Mentan meminta agar para petani di daerah tersebut diberikan pelatihan dan pendampingan yang semakin kuat dengan menerapkan digital sistem yang ada di pertanian.
Syahrul berharap pasca panen ditata dengan baik sehingga keluaran berasnya dengan kualitas yang tinggi dengan demikian membuat pemasarannya akan lebih baik pula.
"Kalau di Sulawesi Tenggara ini semua kompak kita yakin ketahanan pangan yang tergoncang secara global, kita siap menghadapi krisis ini. Kita siap menghadapi gejolak apapun pangan tersedia minimal di Sulawesi Tenggara dan kawasan Timur," kata Mentan.
Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan potensi lahan produktif pertanian di Sulawesi Tenggara seluas 2.858.277 hektare yang terdiri dari sawah fungsional seluas 82.117 hektare, non sawah atau ladang dan lahan kering seluas 2.734.267 hektare.
BACA JUGA:
"Khusus potensi luas baku sawah di Konawe Selatan seluas 2.040.095 hektar dan sekarang ini kita berada di Kecamatan Konda, Desa Cialam Jaya dengan hamparan sawah seluas 1.391 hektar," kata Gubernur.
Gubernur menyampaikan, komoditas tanaman pangan Sultra khususnya beras mengalami surplus sejak tahun 2019 ini dibuktikan pada tahun 2021 pihaknya mengirim beras ke Sulawesi Utara sebanyak 1.000 ton melalui Perum Bulog.
Selain itu, komoditas jagung juga telah dipasarkan hingga ke Surabaya, menandakan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara dapat menjadi salah satu lumbung pangan nasional khususnya di wilayah Indonesia tengah dan timur.
"Kami berharap produksi beras masyarakat petani Sultra ke depan tidak hanya dapat menjaga ketersediaan bahan pangan daerah tetapi juga ketersediaan bahan pangan nasional dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim yang tidak menentu dan ancaman krisis pangan," kata Ali Mazi.