Demi Kebangkitan Ekonomi Usai Digempur COVID-19, Pemerintah Diminta Pulihkan Pariwisata di Bali
Photo by Artem Beliaikin on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah bersama seluruh stakeholder diminta untuk memulihkan sektor pariwasata di Pulau Bali yang terdampak pandemi COVID-19. Langkah ini penting agar kondisi perekonomian di Pulau Dewata bisa kembali bangkit.

Hal ini disampaikan oleh advokat, kurator dan pengurus dari Wibhisana and Partner, Yudhi Wibhisana. Dia mengatakan dengan pemulihan tersebut, diharap kondisi ekonomi di Bali seperti 2019 lalu atau sebelum pandemi.

"Di mana kunjungan wisatawan domestik ke Bali mencapai 10,5 juta dan wisatawan mancanegara mencapai 6,3 juta," kata Yudhi dalam talkshow Bankruptcy dan Restructuring Forum 2022 bertema Recover (Bali) Together: Menanti Solusi Pemulihan dan Kelangsungan Usaha yang diselenggarakan, Sabtu, 11 Agustus.

Yudhi menilai, pemerintah sewajarnya memperhatikan kondisi Bali saat ini. Apalagi, pulau ini adalah etalase pariwisata Tanah Air.

"Jika ini berhasil maka pertumbuhan ekonomi Bali akan mencapai 5,3 persen melebihi pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi sektor pariwisata (sektor tersier) mencapai 61 persen dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDBR) Bali," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjok Oka A. A. Sukawati atau Cok Ace juga membenarkan perekonomian di Bali menjadi yang terendah di Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat dampak COVID-19.

Sehingga, dia berharap bantuan untuk mengembalikan perekonomian bali. "Karena diperlukan upaya dari berbagai pihak yang intinya bagaimana menyelamatkan ekonomi Bali," tegas Cok Ace.

Adapun dalam kegiatan itu, hadir Gede Agus Maha Usadha; Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan lndustri lndonesia (KADIN) Provinsi Bali Bidang Pariwisata dan lnvestment, Ryanto Piter; dan Akuntan Publik Joachim Adhi Piter Poltak dan Rekan, Putu Subada Kusuma.

Kemudian hadir juga Wakil Ketua Bidang Legal PHRI BPD Provinsi Bali, dan Darmawijaya dan perwakilan industry BPR yang dimoderatori Raja Basar A N Harefa.