Garuda Indonesia Klaim Berhasil Tekan Kerugian Secara Grup hingga 42 Persen di Kuartal I 2022
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengklaim seiring dengan berbagai langkah strategis yang diambil oleh perusahaan khususnya dalam mengoptimalkan cost structure dan restrukturisasi kinerja, Garuda berhasil tekan kerugian 42 persen secara grup di kuartal I 2022.

"Pada kuartal I 2022 Garuda Indonesia secara grup mencatatkan penurunan realisasi rugi hingga 224,14 juta dolar AS, atau menyusut 42 persen dibandingkan dengan kuartal I tahun 2021 sebesar 385,36 juta dolar AS," ujar Irfan dalam keterangan resmi, di Jakarta, Selasa, 2 Agustus.

Kata Irfan, capaian tersebut berhasil diraih dengan adanya penurunan beban usaha perusahaan di awal tahun 2022 yang tercatat 526,34 juta dolar AS pada kuartal pertama di awal tahun ini.

"Di mana pembukuan beban usaha tersebut lebih rendah 25 persen dari catatan beban usaha tahun lalu sebesar 702,17 juta dolar AS," katanya.

Adapun penurunan beban usaha tersebut terimplementasikan pada sejumlah lini beban seperti biaya operasional penerbangan, pemeliharaan, perbaikan, umum-administrasi, beban bandara, pelayanan penumpang, operasional hotel, transportasi dan jaringan

Lebih lanjut, Irfan menjelaskan pada periode kuartal I 2022 tersebut Garuda Indonesia juga mencatatkan konsistensi pendapatan usaha yang berada di kisaran 350 juta dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun raihan pendapatan usaha tersebut berasal dari segmen penerbangan berjadwal yang menjadi kontribusi terbesar dengan total mencapai 270,57 juta dolar AS, disusul penerbangan tidak berjadwal dan lainnya masing-masing sebesar 24,07 juta dolar AS dan 55,50 juta dolar AS.

"Semakin terkendalinya pandemi dan yang juga berkontribusi pada peningkatan mobilisasi masyarakat serta pembukaan penerbangan antarnegara tentunya menjadi sinyal positif untuk mengakselerasikan langkah pemulihan kinerja yang terus dioptimalkan oleh perusahaan," kata Irfan.

Irfan meyakini dengan strategi dan business plan yang terus didiskusikan secara intensif, mempertimbangkan kondisi aktivitas perjalanan masyarakat khususnya melalui transportasi udara yang semakin menunjukkan tren positif, serta beban kewajiban perusahaan yang turun signifikan melalui proses PKPU ini diharapkan dapat mendorong akselerasi pemulihan kinerja perusahaan.

"Sekaligus mewujudkan maskapai Garuda Indonesia sebagai bisnis yang simple dan profitable," tutup Irfan.