Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Korea Selatan dalam rangka mendorong peningkatan investasi hijau berkelanjutan. Melalui kolaborasi ini kedua negara akan meningkatkan dan memfasilitasi kegiatan kerja sama yang saling menguntungkan.

Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan nota kerja sama yang dilakukan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bersama dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi (MOTIE) Korea Selatan, Lee Chang-Yang pada Kamis, 28 Juli di Seoul, Korea Selatan. Penandatangan itu juga disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Republik Korea Yoon Seok-yeol.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia optimis kerja sama yang dilakukan ini dapat mempercepat pertumbuhan investasi hijau berkelanjutan di Indonesia. Bahlil menyampaikan bahwa Indonesia dan Korea Selatan telah memiliki hubungan bilateral yang sangat baik, khususnya terkait investasi.

Bahlil mengatakan pihaknya berkomitmen untuk secara konsisten memberikan dukungan penuh kepada investor Korea Selatan mulai dari awal perizinan sampai dengan pengawasan hingga terealisasi investasinya.

“Ini berlaku bagi calon investor maupun yang sudah eksisting di Indonesia saat ini. Investor dari Korea Selatan silakan datang, bawa modal dan teknologi, kami siap fasilitasi,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat 29 Juli.

Bahlil mengungkapkan bahwa investor asal Korea Selatan telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi Indonesia dalam mewujudkan transformasi ekonomi yang di antaranya diwujudkan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Sekadar informasi, MOTIE akan memfasilitasi investasi dari Korea Selatan yang memiliki modal dan teknologi mutakhir untuk mengembangkan investasi hijau berkelanjutan, serta memberikan dukungan teknologi yang tepat untuk ditransfer ke pemerintah Indonesia dan sektor swasta.

Sementara itu, Menteri MOTIE Lee, Chang-Yang menyambut baik atas terjalinnya kerja sama dengan Kementerian Investasi/BKPM. Lee mengungkapkan optimis kerja sama yang sudah dan akan terjalin ini dapat memberikan dampak positif bagi kedua pihak, khususnya di bidang investasi.

“Kami sangat berterima kasih kepada Menteri Investasi atas dukungan dan fasilitasi yang diberikan kepada investor asal Korea Selatan selama ini. Kami senang dapat berkontribusi pada perkembangan investasi hijau di Indonesia, dan kami harap hubungan kerja sama ini dapat terus berjalan serta saling menguntungkan,” ujar Lee.

Sekadar informasi, nota kerja sama antara Kementerian Investasi/BKPM dan MOTIE ini selain mengembangkan dan mentransfer teknologi dalam investasi hijau berkelanjutan, juga terkait dengan pertukaran peluang investasi dan kebijakan yang relevan tentang pengembangan investasi hijau, serta mempromosikan dan memfasilitasi kegiatan kerja sama investasi yang bergerak di sektor industri dan energi hijau, seperti ekosistem kendaraan listrik, baterai, semi-konduktor, dan energi terbarukan.

Investasi hijau berkelanjutan berupa pengembangan ekosistem kendaraan listrik asal Korea Selatan di Indonesia direalisasikan melalui kerja sama antara konsorsium perusahaan Korea Selatan, yang di dalamnya termasuk LG, Hyundai, KIA, dan Posco dengan BUMN Indonesia IBC (Indonesia Battery Corporation).

Kerja sama ini meliputi pembangunan industri baterai listrik terintegrasi dimulai dari pertambangan dan peleburan (smelter) nikel yang berlokasi di Halmahera, Maluku Utara hingga industri pemurnian (refinery), industri prekursor dan katoda, serta perluasan industri sel baterai yang akan dibangun di KIT Batang, Jawa Tengah, hingga industri daur ulang baterai listriknya, dengan total rencana investasi mencapai Rp142 triliun.

Implementasi tahap pertama groundbreaking pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik telah dilakukan di Karawang, Jawa Barat pada 15 September 2021 lalu. Saat ini, pembangunan tersebut memasuki tahap konstruksi yang telah terealisasi sebesar 50-60 persen dari total target kapasitas produksi 10 giga watt dengan nilai investasi sebesar 1,1 miliar dolar AS.

Adapun pada 8 Juni 2022, telah dimulai pembangunan tahap kedua industri baterai listrik terintegrasi ini di KIT Batang, Jawa Tengah.

Selain itu, dalam pengembangan pabrik produksi kendaraan listrik, Hyundai juga telah merealisasikan investasinya yang mencapai nilai 1,5 miliar dolar AS di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang telah mulai berproduksi sejak Januari 2022 dengan kapasitas produksi saat ini mencapai 150.000 unit per tahun.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM menunjukkan bahwa Korea Selatan sendiri saat ini menempati peringkat ke-5 dalam realisasi investasi di Indonesia berdasarkan negara untuk periode 2017 sampai dengan semester pertama 2022 mencapai 9,08 miliar dolar AS.

Nilai tersebut didominasi oleh investasi pada sektor manufaktur yaitu industri kendaraan bermotor yang mencapai 1,7 miliar dolar AS; kemudian disusul oleh sektor listrik, gas, dan air sebesar 1,35 miliar dolar; industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam sebesar 0,92 miliar dolar AS; industri barang dari kulit dan alas kaki sebesar 0,86 miliar dolar AS; serta industri kimia dan farmasi sebesar 0,85 miliar dolar AS.