Bagikan:

JAKARTA - Pemanfaatan gas rawa diharapkan sebagai sumber energi alternatif baru oleh masyarakat sekaligus mewujudkan kemandirian energi desa di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengungkapkan, gas rawa saat ini telah dikembangkan di Jawa Tengah sebagai salah satu sumber energi alternatif.

"Gas rawa ini juga tergolong ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk menggantikan LPG," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu, 13 Juli.

Gas rawa atau biogenic shallow merupakan gas yang terbentuk dari bakteri metagonik pada lingkungan rawa yang merupakan lingkungan anaerobik.

Gas ini terdapat pada lapisan batuan yang dangkal.

Aplikasi gas rawa di sejumlah titik di Provinsi Jawa Tengah, sambung Agung, diharapkan mendorong pembangunan ekonomi masyarakat setempat.

"Pengembangan gas rawa ini juga menjadi bagian dari diversifikasi energi, mendorong ketahanan energi nasional," tegas Agung.

Pada tahun 2020, Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah membangun instalasi gas rawa di Desa Bantar untuk 25 kepala keluarga.

Kemudian, pada tahun berikutnya instalasi diperluas menjadi 100 kepala keluarga dengan instalasi terjauh sepanjang 600 meter.

Penggunaan gas rawa ini bisa menghemat sekitar 72 persen biaya elpiji.

Biasanya, masyarakat menggunakan tiga buah tabung elpiji seharga Rp23.000 per bulan.

Jika dikalkulasikan selama satu tahun, warga mampu berhemat hingga Rp 55.200.000 per tahun.

Adapun kebutuhan dari pemeliharan alat instalasi gas rawa didapatkan dari iuran masyarakat yang menggunakan gas rawa ini.

Masyarakat bisa menggunakan gas tersebut untuk kebutuhan sehari hari maupun industri rumahan cukup membayar Rp20.00 per bulan.

Selain dari sumbangsih masyarakat, Pemerintah Desa Bantar juga membantu melalui Dana Desa yang menambah tiga tabung separator.

Tabung ini dapat digunakan untuk menjaga ketabilan gas dan pembagian yang merata untuk cluster penggunanya.

Sebagai informasi, pada tanggal 29 Juni 2022 IESR (Institute for Essential Services Reform) bersama Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah dalam acara Jelajah Energi Jawa Tengah mengunjungi berbagai lokasi yang memanfaatkan energi terbarukan.

Salah satunya desa yang dikunjungi adalah Desa Bantar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, yang memanfaatkan gas rawa untuk mendukung kemandirian energi desa.

Kegiatan ini mendukung program transisi energi Indonesia sekaligus memetakan potensi dan inovasi berbasis komunitas yang muncul.