Wamenkeu Minta Perbankan Perbanyak Akses Kredit kepada Pelaku UMKM
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara meminta perbankan untuk memperbanyak akses kredit kepada pelaku UMKM untuk mendukung pencapaian target kredit atau pembiayaan perbankan 30 persen untuk UMKM pada 2025.

"Bapak Presiden menyampaikan seyogyanya alokasi perbankan untuk UMKM adalah 30 persen, artinya UMKM-nya diperbanyak, aksesnya diberikan,” katanya saat menyampaikan sambutan pada Banking Service Excellence Award 2022 yang diselenggarakan InfoBank di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat 1 Juli.

Kementerian Keuangan, lanjutnya, siap membantu perbankan terkait regulatory framework untuk membantu pencapaian target 30 persen kredit untuk UMKM.

"Request kedua untuk intermediary perbankan, Bapak Presiden mengatakan beberapa waktu terakhir kalau belanja ya produk dalam negeri," ujarnya.

Suahasil ingin perbankan turut melakukan fungsi intermediary dengan mendorong penggunaan produk dalam negeri yang akan memberikan multiplier effect untuk belanja pemerintah maupun belanja masyarakat.

Pemerintah pun, tegasnya, tengah berusaha untuk memaksimalkan kandungan lokal termasuk memenuhi katalog belanja pemerintah, BUMN hingga pemerintah daerah.

"Pemda juga sedang kita semangati, kita giring. Saya berharap perbankan yang menjalankan fungsi intermediasi perbankan itu juga bisa ikut mendorong ini," ucapnya.

Selain itu, Suahasil juga mengingatkan perbankan untuk mendorong kredit yang mendukung keberlanjutan keuangan untuk sektor dan jasa yang mendukung terwujudnya energi hijau. Hal tersebut sejalan dengan komitmen Indonesia dalam pemenuhan net zero emission.

Kendati pada realita jangka pendek saat ini, beberapa negara seperti Jerman kembali ke energi fosil akibat gejolak geopolitik dan ekonomi global, transisi menuju energi hijau dan ekonomi hijau tetap menjadi prioritas untuk jangka menengah dan panjang.

"Ibu Bapak yang ada di perbankan yang mengelola perbankan, pasti sudah bisa merasakan financing untuk kegiatan yang non-green makin lama makin sulit dan makin mahal dan tren ini akan berlanjut," tuturnya.

Lebih lanjut Suahasil juga menyampaikan bahwa ekspansi kredit perbankan terus didorong untuk mendukung program pemulihan ekonomi namun dengan tetap menjaga kehati-hatian dan manajemen risiko.

Hingga Mei 2022, laju pertumbuhan kredit mencapai 9,03 persen (yoy) atau sedikit menurun dibandingkan April yang sebesar 9,1 persen (yoy). Namun, semua jenis kredit menunjukkan tren peningkatan, utamanya kredit modal kerja yang tumbuh 11,6 persen (yoy). Begitu juga dengan kredit sektor pertambangan yang melonjak tinggi sejalan dengan kenaikan harga komoditas yaitu tumbuh 45,67 persen (yoy).