Dongkrak Penggunaan Produk Pangan Dalam Negeri, ID FOOD Sudah Gelontorkan Dana Rp57,5 Miliar
Foto: VOI/Mery Handayani/IST

Bagikan:

JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau Holding pangan ID FOOD mendorong peningkatan penggunaan produk pangan dalam negeri melalui penguatan rantai pasok hulu-hilir dan transaksi penjualan. Hingga saat ini, ID FOOD berhasil merealisasikan pembelian produk dalam negeri hingga Rp57,5 miliar.

Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD, Frans Marganda Tambunan mengatakan hal ini sebagai bentuk realisasi perusahaan menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan penggunaan produk lokal Indonesia.

Lebih lanjut, Frans menyampaikan bahwa hal ini juga sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri di lingkungan BUMN, mengutamakan penyerapan produk-produk dalam negeri. "Hal ini juga sejalan dengan program transformasi Kementerian BUMN," katanya dalam keterangan resmi, Jumat, 3 Juni.

Sementara itu, Direktur Supply Chain Management dan Teknologi Informasi ID FOOD Adhi Cahyono Nugroho menambahkan bahwa dalam rangka dukungan Perseroan terhadap Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) yang saat ini tengah gencar digalakan pemerintah, ID FOOD Group bersinergi dengan lintas stakeholders, salah satunya dengan Kementerian PUPR.

Sinergi tersebut melalui kegiatan temu bisnis dalam rangka aksi afirmasi penggunaan dan pembelian produk dalam negeri selama dua periode yakni 23 hingga 27 Mei 2022 dan 30 hingga 31 Mei 2022 yang diselenggarakan Kementerian PUPR.

"Dalam kurun waktu singkat pada sinergi kegiatan tersebut, ID FOOD Group berhasil mencatatkan sekitar Rp57,5 miliar realisasi dan komitmen meliputi transaksi gula, ikan beku dan produk kelautan, beras, daging sapi dan ayam, minyak goreng, garam, serta non pangan seperti karung atau kemasan plastik," ucap Adhi.

Selain itu, lanjut Adhi, dilakukan juga penandatanganan kerja sama perdagangan diantaranya terkait distribusi garam, produk pangan dan non pangan lainnya.

Adhi mengatakan, minat masyarakat untuk memilih dan mengkonsumsi produk pangan dalam negeri sangat besar, terbukti dengan tingginya potensi transaksi yang bisa dicatatkan dalam periode singkat selama tujuh hari pelaksanaan kegiatan.

"Upaya Holding BUMN Pangan ID FOOD untuk terus memperkenalkan dan mempromosikan produk-produk pangan, telah menghasilkan sejumlah transaksi dan penjajakan kerja sama dengan berbagai pihak seperti swasta, BUMN, BUMD, serta lembaga dan instansi," ujarnya.

Lebih lanjut Adhi mengatakan, banyak produk pangan dan non pangan ID FOOD yang telah mengantongi sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), diantaranya Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan dasar minyak goreng dengan tingkat TKDN hingga 99,6 persen, gula, garam dan produk ID FOOD group lainnya.

"Kami membuka peluang bisnis untuk bekerja sama dengan mitra-mitra strategis. Produk-produk yang diproduksi holding BUMN Pangan sangat berpotensi untuk dikolaborasikan dengan UMKM. Menggunakan produk pangan dalam negeri, sama dengan mendukung peningkatan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan yang berkontribusi pada tumbuhnya ekosistem pangan nasional," ucapnya.

Di samping itu, sebagai bentuk dukungan Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), Adhi juga memastikan komitmen perusahaan dalam optimalisasi anggaran untuk belanja produksi dalam negeri, khususnya bagi barang yang sudah diproduksi di dalam negeri.

"Kami siap mendukung peningkatan penggunaan produk dalam negeri sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2022, yang secara khusus mengatur soal percepatan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan Produk Mikro, Usaha Kecil (UMKM)," katanya.

Disisi lain, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menanggapi bahwa produk pangan lokal berperan besar dalam kontribusi penguatan stok pangan nasional. Lebih lanjut, Arief mengatakan hal ini pun sesuai yang diamanahkan Presiden Joko Widodo untuk optimalkan pangan Indonesia.

"Kita ciptakan ekosistem pangan dalam negeri, marketnya sudah ada, pangan itu pasarnya ada di Indonesia, peluang besar merealisasikan ekosistem dalam negeri kolaborasi berbagai stakeholders, salah satunya sinergi BUMN Pangan," ucapnya.