JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyatakan tak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada pegawai seiring masuknya era digitalisasi di industri perbankan.
"BRI dengan digitalisasi tidak melakukan PHK kepada pegawai. Pegawai tetap BRI akan mewanti-wanti masyarakat untuk mengamankan rekeningnya dari kejahatan digital," ujar Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso kepada wartawan, Jumat 13 Mei.
Meski demikian, kata Sunarso, pegawai yang terdampak oleh digitalisasi akan mendapatkan tugas lain sebagai pendamping atau penyuluh digital banking kepada masyarakat.
"BRI memang bisa mendigitalisasikan semua layanan perbankannya, tapi tidak dengan nasabah. Tidak semua (nasabah) siap dengan proses digitalisasi," ujar Sunarso.
BACA JUGA:
Lebih jauh, Sunarso mengungkapkan, BRI menargetkan Holding Ultra Mikro yang terdiri dari BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), melayani 5 juta nasabah baru di segmen ultra mikro pada 2022.
Holding Ultra Mikro bertujuan melayani sebanyak mungkin masyarakat, khususnya di segmen ultra mikro sehingga pelan-pelan BRI ingin menyasar 55 juta nasabah baru.
Untuk mencapai target tersebut, Holding Ultra Mikro telah memiliki 143 co-location Senyum yang ditargetkan bertambah hingga 1.000 pada 2023.
"Kemudian kita juga ingin ketua kelompok penerima Mekaar dari PNM yang berjumlah 60.000, direkrut menjadi agen BRILink," katanya.
Sekadar informasi, saat ini agen BRILink telah mencapai 500.000 yang akan segera bertambah dengan bantuan Tim Brigade Madani, yang merupakan tim gabungan ketiga entitas usaha Holding Ultra Mikro.