JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengungkapkan, komitmen pemerintah dalam melanjutkan proyek pembangunan jaringan gas bumi (jargas) untuk rumah tangga di tahun 2022.
Ego mengungkapkan, dengan dibangunnya jargas, pemerintah dapat menekan subsidi elpiji 3 kilogram (kg) yang hampir mencapai Rp127 triliun.
"Sangat besar. Jika berhasil jargas kan pipa langsung dari sumur gas dan langsung digunakan masyarakat tentunya subsidi akan bisa tekan," kata dia dalam acara Green Economy Indonesia Summit 2022, Rabu 11 Mei.
BACA JUGA:
Ia melanjutkan, meskipun kaya akan gas alam, pada faktanya Indonesia masih melakukan impor elpiji hingga 80 persen dari jumlah 8 juta metrik ton gas yang dikonsumsi 53 juta masyarakat umum.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, pemerintah telah menjalankan program jaringan gas sejak 2009 dan hingga 2021, dengan total 662.431 jargas untuk sambungan rumah tangga.
Pembangunan Jargas di 12 Kabupaten/Kota
Sementara itu, pada 2022 Kementerian ESDM merencanakan akan membangun 40.777 jaringan gas untuk sambungan rumah tangga di 12 kabupaten maupun kota, yakni Siak dan Pelalawan di Riau; Tanjung Jabung Barat di Jambi; Musi Banyuasin, Muara Enim, dan Ogan Komering Ulu Timur di Sumatera Selatan; Indramayu di Jawa Barat; Semarang di Jawa Tengah; Gresik, Probolinggo, dan Lumajang di Jawa Timur; hingga Wajo di Sulawesi Selatan.
Sebelumnya, Kementerian ESDM melalui Dirjen Migas berkomitmen untuk memonitor secara ketat pelaksanaan pembangunan jargas demi memastikan infrastruktur yang dibangun dengan dana Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) itu selesai tepat waktu dan berkualitas tinggi.
"Ditjen Migas akan terus melakukan monitoring pelaksanaan pembangunan jargas. Kita tetap berkomitmen bahwa kualitas pembangunan jargas itu sangat ditentukan dari sisi pelaksanaan, konstruksi dan pada saat kita melakukan instal, terkonfirmasi bahwa seluruh fasilitas itu berfungsi sebagaimana mestinya," tegas Sesditjen Migas Alimuddin Baso selaku Kuasa Pengguna Anggaran pada acara Penandatanganan Kontrak Pembangunan Jargas Tahun 2022, Senin 14 Maret.
Belajar dari pengalaman selama 10 tahun terakhir, papar Alimuddin, ketidakdisiplinan dalam pelaksanaan pembangunan jargas menyebabkan hasil yang tidak maksimal.
Pembagian sekaligus pemasangan kompor gas ke rumah-rumah yang terpasang jargas merupakan salah satu upaya untuk meyakinkan bahwa pelaksanaan pembangunan berjalan baik.
"Bisa jadi teman-teman kontraktor pelaksana pembangunan jargas merasa (ketidakdisiplinan) ini merupakan keuntungan dari sisi efisiensi biaya. Tapi kami akan kejar terus kalau komitmen itu tidak terkonfirmasi dengan bukti mengalirnya gas ke rumah-rumah," pungkasnya.