Alam Sutera Realty, Pengembang Properti Milik Konglomerat The Ning King Raup Laba Rp149,92 Miliar dari Sebelumnya Rugi Rp1,03 Triliun
Foto: Dok. Alam Sutera Realty

Bagikan:

JAKARTA - Kinerja PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) membaik di tahun 2021. Perusahaan properti milik konglomerat Harjanto Tirtohadiguno alias The Ning King ini mampu meraup pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di sepanjang tahun lalu.

Dalam laporan keuangan Alam Sutera, dikutip Kamis 7 April, penjualan segmen real estate PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) tembus Rp2,43 triliun. ASRI mencatat kinerja positif sepanjang 2021 dan mampu membalik laba dari rugi yang cukup dalam pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, sampai dengan 31 Desember 2021, ASRI mencatatkan total pendapatan dari penjualan, pendapatan jasa, dan usaha lainnya senilai Rp2,84 triliun. Jumlah ini lebih besar dari pendapatan Rp1,41 triliun pada 2020.

Segmen real estate menjadi kontributor utama pendapatan dengan torehan sebesar Rp2,43 triliun. Jumlah itu naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp1,08 triliun.

Segmen jasa hospitality dan prasarana memberikan pemasukan hingga Rp402,77 miliar. Terakhir segmen pariwisata menyumbang Rp11,28 miliar dan segmen lainnya Rp1,49 miliar.

Beban usaha perusahaan mengalami kenaikan menjadi Rp1,33 miliar pada 2021 dari Rp816,69 miliar pada 2020. Hasilnya, ASRI mampu mencetak laba kotor senilai Rp1,50 triliun pada 2021 dari tahun sebelumnya hanya senilai Rp596,55 miliar.

Adapun, laba ASRI sebelum pajak tercatat melambung ke Rp158 ,47 miliar pada 2021, berbalik dari rugi pada tahun sebelumnya sebanyak Rp960,02 miliar. Dengan kinerja positif 2021, ASRI juga mampu mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas sebesar Rp142,92 miliar, melesat dari tahun sebelumnya yang sempat mencatat rugi sampai Rp1,03 triliun.

Sementara itu, total aset perusahaan juga meningkat dari Rp21,22 triliun pada 2020 menjadi Rp21,93 triliun pada 2021. Total liabilitas juga naik ke Rp12,39 triliun pada 2021, dari tahun sebelumnya Rp11,84 triliun.