Bagikan:

JAKARTA - Produsen susu Ultra dan Teh Kotak milik konglomerat Sabana Prawirawidjaja, PT Ultrajaya Milk Industry Trading Company Tbk (ULTJ) membukukan laba bersih Rp1,27 triliun di sepanjang tahun 2021. Laba tersebut tumbuh hingga 16,51 persen dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp1,09 triliun.

Dalam laporan keuangan Ultrajaya, dikutip Senin 4 April, pertumbuhan laba perseroan ini hampir seluruhnya dikontribusi oleh penjualan domestik. Selama 2021, Ultrajaya membukukan penjualan domestik pada segmen minuman sebesar Rp7,15 triliun atau bertumbuh 10,85 persen dari Rp6,45 triliun.

Disusul segmen makanan yang menyumbang Rp116,18 miliar. Sedangkan pada segmen ekspor penjualan minuman dan makanan relatif sama yakni masing-masing Rp13,14 miliar dan 13,96 miliar.

Adapun setelah dikurangi oleh Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Rp660,82 miliar dan bonus kinerja Rp18,74 miliar, jumlah penjualan bersih dari ULTJ selama 2021 berjumlah Rp6,61 triliun atau naik 10,91 persen dari Rp5,96 triliun pada 2020.

Beban pokok penjualan tercatat Rp4,24 triliun atau meningkat 13,67 persen dari Rp3,73 triliun. Dengan demikian, laba bruto yang diperoleh ULTJ sebanyak Rp2,37 triliun.

Sementara itu, total aset per Desember 2021 senilai Rp7,4 triliun yang terdiri atas aset lancar Rp4,84 triliun dan aset tidak lancar Rp2,56 triliun. Total aset ULTJ menurun 15,43 persen.

Hal yang sama juga terjadi pada total liabilitas yang menurun 32,49 persen menjadi Rp2,26 triliun dari sebelumnya Rp3,97 triliun.

Sebagai informasi, perseroan berencana melakukan sejumlah ekspansi dalam rangka pengembangan bisnis selama 5-10 tahun ke depan. Misalnya membangun pusat distribusi baru, pabrik baru, hingga peternakan baru.

Rencana perseroan yang sedang berjalan, yakni estate untuk produksi pakan ternak yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, di tanah seluas 500 hektare (ha). Untuk peternakan baru, perseroan memiliki lahan seluas 80 ha di area Margamulya, Pangalengan, yang masih dalam tahap rencana dan kemungkinan segera dimulai.