Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat memastikan tidak ada daging sapi maupun ayam oplosan selama Ramadan 1443 Hijriah di daerahnya karena telah melalui uji sampel bersama tim kesehatan pangan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Anas Rasmana kepada ANTARA di Kota Bogor, Sabtu, mengatakan ketersediaan pangan yang rentan isu oplosan menjadi perhatian selama Ramadhan.

"Alhamdulillah hasil pengecekan kemarin di Pasar Baru Bogor, sampel untuk menguji daging oplosan alhamdulillah di sini yang sapi emang daging sapi, ayam pun tidak ada temuan sama sekali," kata Anas.

Anas menuturkan ketersediaan daging sapi dipastikan cukup, karena Pemerintah Kota Bogor telah mendatangkan sapi hidup sebanyak dua kali lipat hari biasa setiap hari selama bulan puasa ini.

Pemerintah Kota Bogor bekerja sama dengan peternak dari Jawa Timur, Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat dan sebagian lagi dari Provinsi Lampung.

Dari data hasil pantauan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor hingga Jumat (1/4) harga daging sapi sudah naik menjadi Rp140.000 per kilogram dari harga bertahan sebelumnya Rp135.000 per kilogram.

Anas menyebut, dari 15 sampai 20 sapi yang disembelih di rumah potong hewan (RPH) di Kota Bogor, kini jumlahnya bertambah menjadi 30 sampai 40 sapi setiap hari.

"Jadi kalau masalah ketersediaan daging sapi aman banget," kata Anas.

Menurutnya, yang menjadi masalah saat ini adalah daya beli masyarakat dipicu oleh keterbatasan aktivitas ekonomi masyarakat selama Pandemi COVID-19.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bogor mengadakan mobil toko tani yang siap dipanggil oleh setiap wilayah kelurahan, RT/RW maupun komplek perumahan.

"Di toko tani, harga daging sapi beku kami jual Rp90 ribu bersama sayuran, ikan, minyak goreng sesuai ketentuan harga pemerintah," jelas Anas.