Ingatkan Dampak Kelangkaan Kontainer, Jokowi: Bisa Pengaruhi Inflasi Karena Beli Barang Makin Mahal
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh kementerian/lembaga dan kepala daerah untuk tidak menyepelekan kelangkaaan kontainer. Menurut Jokowi, jika kelangkaan kontainer terus terjadi, dampaknya adalah kenaikan harga barang.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan jika sebelumnya mencari 2.000 kontainer dapat dengan mudah ditemukan. Namun, saat ini mencari satu kontainer saja sangat sulit. Hal ini juga tidak terlepas dari disrupsi.

"Dampaknya jangan main-main karena kelangkaan kontainer distribusi barang semuanya terganggu, baik dari negara satu ke negara lain. Baik provinsi ke provinsi yang lain pulau satu ke yang lain. Pre-costnya biayanya naik 6 kali lipat artinya apa? beban barang akan naik," katanya dalam pengarahan tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat, 25 Maret.

"Terbebani oleh pre-cost kontainer yang akhirnya nanti konsumen membeli jauh lebih mahal, harga akan naik. Hal-hal seperti ini semua kita harus mengerti, larinya ke mana harus mengerti," sambungnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan kelangkaan kontainer tersebut akan berimbas pada pergerakan inflasi. Meskipun, saat ini Indonesia cukup berhasil menjaga. Namun, bukan tidak mungkin ini dapat terpengaruh.

"Hati-hati kita sekarang bisa mengendalikan inflasi 2,2 persen. Amerika yang biasanya tidak lebih dari 1 persen sekarang sudah di angka 7,5 persen, semua negara naik naik. Bahkan Turki naik hampir 50 persen, ini yang semua gubernur, bupati, wali kota, dirut BUMN harus ngerti dan bisa mencari jalan keluar," ucapnya.

Menurut Jokowi, dalam situasi saat ini kas keuangan negara menjadi mesin utama penggerak ekonomi di dalam negeri. Karena itu, Jokowi meminta semua kementerian/lembaga, hingga pemerintah daerah membelanjakan anggaran pengadaan barang dan jasa untuk membeli produk dalam negeri.

"Caranya? ya kita harus memiliki keinginan yang sama untuk membeli untuk bangga pada buatan kita sendiri, bangga buatan Indonesia," katanya.