Bagikan:

KUTAI KARTANEGARA - Harga Crude Palm Oil (CPO) di level internasional boleh saja mengalami penurunan. Namun rally harga yang terjadi sebelumnya hingga menembus level tertinggi, sepertinya juga turut menggerakkan harga Tandan Buah Segar (TBS) di level petani ke level tinggi.

Kondisi ini praktis menguntungkan kalangan petani sawit, yang diklaim bahkan mampu mengantongi pendapatan hingga Rp12 juta per bulan.

"Alhamdulillah, kalau mau ambil tiap hari, sebulan bisa dapat sampai Rp12 juta. Di pengepul Tandan Buah Segar (TBS), harganya Rp2.800 per kilogram. Sebelumnya hanya Rp2.400 sampai Rp2.500 per kilogram," ujar Wisnu, salah satu petani sawit, di Desa Prangat Selatan, Kutai Kartanegara, sebagaimana dilansir Antara, Sabtu, 19 Maret.

Sementara itu, menurut Wisnu, bila kelapa sawit hasil panen dibawa ke pabrik maka harganya akan lebih mahal lagi, bisa mencapai lebih dari Rp3.000 per kilogram.

"Tapi bawanya pakai truk, ke Muara Badak, yang paling dekat dari sini. Kalau dibawa ke Jonggon (Kutai Kartanegara) bisa lebih mahal lagi," tutur Wisnu.

Diakui Wisnu, dirinya belum pernah menjual dengan harga Rp3.000 per kilogram. Namun dalam sehari dirinya tetap bisa menghasilkan sekitar Rp400.000 dari luas lahan satu hektare setengah, dengan jumlah pohon seratus lebih miliknya.

"Rp400.000 itu kira-kira satu kuintal setengah. Kalau pakai motor dua kali bolak-balik, jadi modal bensin Rp50.000," ungkap Wisnu.

Dijelaskannya, jarak dari rumah menuju kebun kelapa sawit miliknya sekitar lima kilometer. Sehingga jika bolak-balik menjadi 10 kilometer. "Dua kali narik jadi 20 kilometer, dengan kondisi jalan rusak, sehingga motor harus dimodifikasi," papar Wisnu.

Ditambahkan Wisnu, dulu sebelum harga TBS naik, harga kelapa sawit sempat hanya di kisaran Rp500-Rp700 per kilogram.

"Pada waktu itu orang belum berminat ke kelapa sawit. Disuruh ngambil aja nggak ada yang mau," tegas Wisnu.