Softbank Mundur dari Proyek IKN, Anggota DPR dari PPP: Ini Tantangan Buat Duet Bambang Susantono-Dhony Rahajoe
Kepala dan Wakil IKN, Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA- Softbank, calon investor pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menyatakan mundur dari proyek tersebut. Keputusan tersebut cukup disayangkan semua pihak, dan bakal juga menjadi tantangan bagi Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN.

"Mundurnya sofatbank maka IKN kehilangan nilai investasi sebesar 100 miliar dolar AS. Pemerintah harus segera bergerak mencari tambahan investor untuk memastikan pembangunan IKN sesuai jadwal dan sekaligus menjawab keraguan publik," kata Sekretaris Fraksi PPP DPR, Achmad Baidowi, melalui keterangan tertulis, dikutip Senin 14 Maret.

Awiek, sapaan akrabnya Achmad Baidowi menjelaskan, dalam UU 3/2022 terkait skema pembiayaan IKN berasal dari APBN dan swasta yng diperbolehkan sesuai ketentuan perundang-undangan.

Karena itu, jangan sampai dengan ini pemerintah menggantikan batalnya investasi SoftBank dengan APBN. Meskipun penggunaan APBN diperbolehkan namun masih banyak urusan negara ini yg harus ditanggung APBN.

"Kondisi ini menjadi PR pertama dari duet Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe yang Kepala dan Wakil IKN untuk memastikan keberlanjutan proyek IKN yang ramah investor dan tidak membebankan APBN. Publik sangat menunggu kiprah dua tokoh tersebut," pungkasnya.

Seperti diketahui, SoftBank Group mengumumkan tidak akan berinvestasi dalam proyek pembangunan ibukota baru Indonesia, yakni IKN di Kalimantan Timur. Belum diketahui sebab alasan SoftBank mundur.

"SoftBank meneruskan proyek tersebut tetapi terus berinvestasi di Indonesia melalui perusahaan portofolio Vision Fund," kata juru bicara perusahaan, dikutip dari Reuters, Jumat 12 Maret.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan, SoftBank telah menawarkan hingga 40 miliar dolar AS atau setara Rp573 triliun untuk proyek tersebut.