Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) diketahui telah menganggarkan dana Rp455,62 triliun guna mengatasi dampak pandemi COVID-19 di tahun ini yang terangkum dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan salah satu fokus akan diarahkan pada upaya melakukan transformasi bidang kesehatan.

“Pemerintah terus meningkatkan peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, upaya penurunan angka stunting, dan kebijakan-kebijakan lainnya,” ujar dia dalam webinar Budget Goes To Campus (BGTC) pada Kamis, 24 Februari.

Menurut Isa, dinamika perkembangan kasus COVID-19 dengan munculnya berbagai varian memberikan pelajaran yang luar biasa. Katanya, kondisi tersebut disertai oleh pendekatan baru agar dapat menghasilkan cara bekerja yang lebih efisien, efektif dan lebih cepat.

“Pandemi menyebabkan timbulnya semacam kondisi krisis baik itu di bidang kesehatan maupun dalam kehidupan sosial ekonomi. Perlu diingat bahwa pada setiap krisis ada pelajaran berharga yang bisa diambil,” tuturnya.

Untuk diketahui, program PEN 2022 di sebar ke dalam tiga klaster utama, yakni penanganan kesehatan dengan alokasi dana Rp122,54 triliun, perlindungan masyarakat Rp154,76 triliun, dan penguatan ekonomi Rp178,32 triliun.

Adapun, PEN tahun ini lebih rendah dari realisasi 2021 yang sebesar Rp658,6 triliun atau 88,4 persen dari pagu Rp744,77 triliun.

Sementara untuk periode 2020 jumlah anggaran PEN yang berhasil diserap adalah sebesar Rp575,8 atau setara dengan 82,83 persen dari alokasi sebesar Rp695,2 triliun.

Bujet PEN tahun ini yang tergolong landai disebabkan oleh proses pemulihan ekonomi yang terus berlangsung. Asumsi pembalikan situasi bahkan sudah ditunjukan melalui besaran produk domestik bruto (PDB) Indonesia di 2021 yang telah melampaui level sebelum pandemi (pracovid).