Bagikan:

JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) siap menjalankan dua strategi untuk tetap bertahan di masa pandemi COVID-19. Strategi tersebut dirancang untuk menekan adanya kontraksi keuangan perseroan.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko AP II, Wiweko Probojakti menjelaskan dalam mengelola 20 bandara di Indonesia, pihaknya menjalankan strategi business survival dengan memperketat cost leadership (mengukur hasil yang didapat dengan biaya yang dikeluarkan) dalam setiap program.

"Serta cash flow management (pengaturan arus keluar-masuk kas) secara efisien," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis, 16 Desember.

Sebagai upaya meningkatkan cost leadership dan cash flow management di tengah pandemi, kata Wiweko, AP II mengimplementasikan skema supplier financing guna menjaga pengembangan dan pembangunan infrastruktur yang dinilai penting untuk mendukung operasional bandara dan pemulihan ekonomi nasional.

Wiweko mengatakan, AP II juga telah menandatangani skema supplier financing bersama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk, untuk pembiayaan empat pekerjaan dengan nilai maksimal Rp400 miliar.

Ada pun keempat pekerjaan tersebut adalah pembangunan hotel domestik Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, jasa konstruksi lanjutan pekerjaan aksesibilitas, pelebaran dan perpanjangan runway Bandara Banyuwangi, dan perluasan gedung Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

"Supplier Financing ini adalah salah satu opsi pendanaan yang prosesnya sederhana dan bunga yang kompetitif, karena ada kepentingan tiga pihak di sana yakni AP II selaku pemberi pekerjaan, lalu WIKA sebagai kontraktor (supplier) dan Bank Mandiri sebagai lembaga keuangan yang melakukan pembiayaan sehingga ini bisa mewujudkan cost leadership," jelasnya.

Menurut Wiweko, melalui opsi supplier financing tersebut, bank akan membayarkan terlebih dahulu tagihan dari kontraktor. Menurut dia, skema ini akan membuat AP II bisa lebih efisien dalam mengatur cash flow.

"Opsi supplier financing ini juga untuk memastikan pembangunan infrastruktur di bandara AP II dapat tetap berjalan sehingga daya saing bandara dapat tetap terjaga dan mendukung pemulihan ekonomi nasional," tuturnya.