Jabat Presidensi G20, Indonesia Usung Tema <i>Recover Together, Recover Stronger</i>, Apa Maknanya?
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berkomitmen melanjutkan upaya kolektif global untuk memastikan adanya output nyata pemulihan global dalam menjalani Presidensi G20 di tahun 2022.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan atas dasar itu, Indonesia menetapkan “Recover Together, Recover Stronger” sebagai tema utama untuk tahun depan.

Dijelaskan oleh Febrio jika recover together atau pulih bersama mengacu pada bagaimana pemulihan ekonomi global memerlukan koordinasi dan kolaborasi dalam kebijakan ekonomi dan keuangan. Menurut dia, semua negara harus bisa keluar dari krisis bersama-sama dan tidak ada yang tertinggal.

“Sedangkan recover stronger atau pulih lebih kuat menekankan peran G20 dalam mengatasi masalah struktural yang menghambat efisiensi, produktivitas, inklusi keuangan, dan ekonomi hijau,” ujarnya dalam keterangan pers dikutip Jumat, 12 November.

Febrio menambahkan, tema dari Presidensi Indonesia di tahun depan akan tercermin melalui tiga pilar strategis untuk menjawab tantangan global jangka pendek saat ini seperti pandemi, dan tantangan jangka panjang seperti perubahan iklim.

Pilar pertama adalah mendorong produktivitas agar ekonomi global lebih produktif dan seimbang. Fokus Indonesia adalah mendorong pemulihan yang merata, misalnya melalui dukungan akses vaksin ke seluruh negara, meningkatkan efisiensi ekonomi melalui transformasi digital bagi UMKM.

“Selain itu kita juga akan berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia pasca COVID-19, mengembangkan pasar keuangan, dan mengatasi pembiayaan infrastruktur serta tantangan perpajakan digital,” tuturnya.

Pilar kedua adalah meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan sistem keuangan dan moneter. Pilar ini mencakup beberapa upaya signifikan seperti meningkatkan kesiapsiagaan pandemi, melindungi negara dari dampak exit policy untuk mendorong pemulihan, meningkatkan ketahanan global, dan mengatasi risiko volatilitas modal yang berlebihan.

“Terakhir, pilar ketiga adalah memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Pemerintah Indonesia akan mendorong upaya-upaya untuk mencapai tujuan tersebut antara lain dengan mengembangkan keuangan berkelanjutan, mempromosikan inklusi keuangan termasuk mendorong peran financial technology (fintech) dalam pembiayaan UKM dan meningkatkan peran UKM untuk meningkatkan inklusi ekonomi,” tutup Febrio.