JAKARTA - Para bandar narkoba seolah tak pernah menyerah untuk mengedarkan atau menyelundupkan berbagai jenis narkotika. Mereka kerap menggunakan modus agar barang terlarang bisa sampai ketujuan tanpa diketahui aparat penegak hukum.
Belum lama ini, modus penyelundupan sabu-sabu yang terbilang unik terungkap. Dua tersangka, ED (30) dan NS (52), berupaya menyelundupkan tujuh paket sabu-sabu ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Salemba dengan cara menyembunyikan ke dalam tulang sop iga. Dengan menggunakan modus operandi ini, para pelaku berhasil mengelabui para petugas jaga sebanyak empat kali.
Selanjutnya, pada Januari, penyeludupan narkotika jenis ganja seberat 254 kilogram juga menggunakan modus yang cukup unik. Modus yang digunakan dengan menyamarkan ratusan kilogram daun ganja kering ke dalam truk pengangkut durian. Pada perkara itu, tiga orang berinisial SO (58), EA (44) dan SN, ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka memanfaatkan aroma durian yang menyengat untuk mengelabui bau ganja. Cara ini berhasil membuat mereka bawa ganja dari Aceh ke Jakarta.
BACA JUGA:
Krimonolog Universitas Indonesia Ferdinand Andi Lolo mengatakan, bandar narkoba akan terus memutar otak agar dapat mengelabui petugas. Bahkan, tak menutup kemungkian, suatu saat nanti para bandar narkotika akan menggunakan cara-cara di luar logika.
"Penyelundup narkoba makin kreatif, karena cara konvensional sudah terdeteksi oleh aparat," ucap Ferdianand kepada VOI, Senin, 9 Maret.
Untuk itu, aparat penegak hukum juga harus kreatif dalam upaya pengungkapan kasus narkoba. Selain itu, jaringan antar institusi pun harus lebih ditingkatkan agar bandar narkoba kesulitan masuk ke Indonesia.
"Polisi tidak bisa dan tidak mungkin sendirian, harus bekerjasama dengan aparat di pintu pintu masuk, seperti imigrasi, beacukai, pos, jasa pengiriman, pihak bandara, maskapai, juga dijalur laut dan darat," tandas Ferdinand.