JAKARTA - Presiden partai berkuasa Jepang, Yoshihide Suga resmi menjabat Perdana Menteri (PM) Jepang menggantikan Shinzo Abe. Banyak tantangan yang harus dihadapi. Apa saja? Kenapa Suga mempertahankan begitu banyak nama menteri Abe di kabinetnya?
Kira-kira ada setengah kabinet yang akan terdiri dari menteri-menteri Abe. Hanya ada dua perempuan. Sementara, usia rata-rata --termasuk Suga-- dalam kabinet Suga adalah 60 tahun.
Di antara mereka, nama-nama yang bertahan adalah para pemain kunci, seperti Menteri Keuangan Taro Aso, Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi dan beberapa lainnya, termasuk Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto dan Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi.
Adik laki-laki Abe, Nobuo Kishi, diharapkan diangkat menjadi menteri pertahanan. Sementara itu, menteri pertahanan saat ini, Taro Kono akan bertanggung jawab atas reformasi administrasi.
Yasutoshi Nishimura kemungkinan akan diangkat kembali sebagai menteri ekonomi. Sementara, Menteri Perdagangan dan Perindustrian Hiroshi Kajiyama, putra seorang politisi yang dianggap mentor Suga, juga diyakini bertahan dalam jabatannya.
Menteri Kesehatan Katsunobu Kato, yang menjadi wajah respons Jepang terhadap virus corona pada hari-hari awal pandemi akan mengambil alih jabatan sekretaris kabinet utama dari Suga. Sementara, penasihat senior manajer aset WisdomTree Investments, Jesper Koll, menyampaikan petunjuk nyata tentang apa dan bagaimana Suga akan mendorong reformasi akan datang.
Ia mempertanyakan apakah Suga akan mengangkat figur baru dari sektor swasta ke panel penasihat, seperti Dewan Kebijakan Ekonomi dan Fiskal. "Ambisi Pak Suga untuk mempercepat dan menghidupkan kembali proses (reformasi) sangatlah jelas. Tetapi lapisan personel berikutnya akan menarik,” kata Koll.
Jepang di bawah Suga
Ada spekulasi bahwa Suga mungkin membubarkan majelis rendah parlemen untuk pemilihan cepat dan mengambil keuntungan dari dukungan yang kuat. Tetapi Suga tampaknya waspada dan mengatakan penanganan pandemi adalah prioritas utamanya.
Dalam pemilihan demokratis, Suga menang telak untuk mengambil alih Partai Demokrat Liberal (LDP). Sebelumnya, Suga diketahui adalah sekretaris kabinet di bawah PM Abe.
Dilansir Antara, Rabu, 16 September, Suga menyebut kembali janjinya untuk melanjutkan program-program Abe, termasuk bagaimana Abe melancarkan strategi ekonomi. Di tengah pandemi, sektor ini krusial bagi Jepang dan banyak negara di dunia.
BACA JUGA:
Suga menghadapi banyak tantangan, termasuk mengatasi COVID-19 sambil menghidupkan kembali ekonomi yang terpukul. Selain itu, Suga juga menghadapi permasalahan populasi, di mana begitu banyak masyarakat yang menua dengan cepat.
Secara demografis, Jepang mencatat hampir sepertiga populasi yang berusia lebih dari 65 tahun. Abe sendiri telah menyatakan mendukung penuh pemerintahan Suga. Abe, yang dukungannya sangat penting dalam kemenangan Suga, terakhir kali memasuki kantor perdana menteri pada Selasa, 15 September.
Abe, dalam kesempatan itu menyampaikan terimakasih kepada seluruh rakyat Jepang. Ia juga mengumumkan kondisi terakhir tentang obat yang dia minum untuk penyakit kronisnya. Obat itu manjur dan dia sedang dalam pemulihan, kata Abe.