Bagikan:

SAMPIT - Vaksinasi COVID-19 di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, diwarnai penundaan vaksinasi terhadap banyak pelajar lantaran tekanan darahnya tinggi saat hendak disuntik.

"Tidak perlu takut dan tidak perlu gugup, nanti malah tidak bisa divaksinasi. Santai saja. Tidak sakit, kok. Vaksinasi ini penting supaya kita bisa memutus mata rantai penularan COVID-19," kata Bupati Halikinnor memberi semangat pelajar yang akan divaksinasi di Sampit dikutip Antara, Kamis, 14 Oktober.

Halikinnor didampingi Kepala Dinas Pendidikan Suparmadi dan pejabat lainnya memantau vaksinasi COVID-19 untuk kalangan pendidikan, khususnya pelajar dan mahasiswa.

Berdasarkan data, vaksinasi di SMPN 1 Sampit dialokasikan untuk 500 dosis atau orang, SMPN 2 Sampit 246 dosis, SMPN 3 Sampit 750 dosis dan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Habaring Hurung dialokasikan 360 dosis.

Namun, saat pelaksanaan, sebagian pelajar maupun mahasiswa terpaksa ditunda penyuntikan vaksinnya. Salah satu penyebabnya adalah tekanan darah mereka tinggi sehingga batal disuntik vaksin karena dinilai berisiko.

Kondisi itu ditemukan hampir di semua tempat vaksinasi COVID-19 berlangsung. Hal ini cukup menjadi perhatian lantaran tekanan darah tinggi umumnya diderita oleh orang dewasa.

Dokter Ratih Eka Fitri dari Puskesmas Ketapang I saat ditemui di sela vaksinasi di SMPN 2 Sampit membenarkan sebagian pelajar ditunda divaksinasi karena tekanan darahnya tinggi. Data sementara, sekitar 15 orang pelajar yang batal divaksinasi.

"Tekanan darahnya di atas 140/100 dan nadinya di atas 150, takutnya nanti pingsan. Normalnya di bawah 140/100. Nadi sebenarnya tidak ada batasan, tapi normalnya itu 100 hingga 115, jadi kalau 150 itu tidak kami suntik karena takutnya pingsan," kata Ratih.

Ratih menyebutkan, tingginya tekanan darah sejumlah pelajar tersebut rata-rata karena gugup. Untuk itu petugas kesehatan berupaya memotivasi peserta agar lebih santai.

Kepala SMPN 2 Sampit Abdurrahman mengakui ada beberapa siswanya yang batal divaksinasi karena tekanan darah tinggi. Dia mempercayakan masalah tersebut kepada petugas kesehatan yang lebih memahami aturan teknisnya.

"Hari ini merupakan vaksinasi kedua di sekolah kami, yakni untuk mereka yang kemarin berhalangan ikut. Hari ini memang ada beberapa siswa tidak bisa divaksinasi karena saat diperiksa tekanan darahnya tinggi. Jumlahnya tidak terlalu banyak," kata Abdurrahman.

Sementara itu, Vina salah seorang orangtua murid mengaku sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah melaksanakan vaksinasi untuk pelajar. Ini diharapkan menjadi cara ampuh untuk memutus mata rantai penularan COVID-19, khususnya dalam proses belajar mengajar.

"Saya sangat senang kalau semua anak-anak telah divaksinasi. Bergaul sama teman-temannya kan juga aman. Kami sebagai orangtua juga lebih tenang. Mudah-mudahan nanti bisa kembali normal seperti dulu," ujar Vina.