PBB Butuh Dana 10,3 Miliar Dolar AS untuk Menghadapi Krisis Kelaparan Dunia Akibat Pandemi
Ilustrasi (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penggalangan dana terbesar yang pernah ada untuk memerangi pandemi COVID-19. Mereka membutuhkan 10,3 miliar dolar AS untuk membantu mengatasi masalah kelaparan akibat wabah yang terjadi sejak awal tahun ini.

Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk negara berpenghasilan rendah dan rapuh. Pasalnya, melansir BBC, Jumat 17 Juli, PBB mencatat 265 juta orang terancam mengalami kelaparan pada akhir tahun karena pandemi.

Saat pertama kali melawan pandemi pada Maret, PBB perlu 2 miliar dolar AS untuk menghadapinya. Mereka memperingatkan, tak boleh salah langkah dalam bertindak mengatasi COVID-19, karena dapat mengancam pembangunan yang telah dilakukan selama beberapa dekade.

Pandemi COVID-19 ini memiliki dampak besar pada orang-orang termiskin di dunia. PBB mengatakan, negara-negara kaya telah menyingkirkan buku peraturan keuangan untuk melindungi ekonomi mereka sendiri. Sekarang seharusnya juga melakukan hal yang sama untuk menolong negara-negara miskin.

Jika tidak, kata PBB, dunia bakal menghadapi krisis kelaparan jutaan orang. Sementara Program Pangan Dunia (WFP) pada awal pekan ini memperingatkan bahwa terdapat 10 negara yang menghadapi krisis pangan parah yaitu Yaman, Republik Demokratik Kongo, Afghanistan, Venezuela, Ethiopia, Sudan Selatan, Suriah, Sudan, Nigeria, dan Haiti. 

"Kegagalan untuk bertindak sekarang akan membuat virus bebas mengelilingi dunia, membatalkan pembangunan selama puluhan tahun dan menciptakan masalah generasi yang tragis dan masalah yang dapat diekspor," kata Mark Lowcock, Kepala Urusan Bantuan Kemanusiaan PBB.

Mengandalkan AS

Lebih dari 588.000 orang tewas akibat COVID-19 sementara 13,6 juta orang telah terinfeksi di 216 negara. Meskipun Amerika Serikat menjadi negara yang paling parah terkena dampak, negara itu menurut Lowcock tetap yang paling diperlukan dalam hal pendanaa. 

"Hanya kepemimpinan AS dan mobilisasi dalam respons global yang sangat efektif," kata Lowcock. "Tidak seorang pun, termasuk di AS, yang akan aman dari virus ini sampai semua orang aman dari virus itu," ujarnya. 

Sejauh ini, hanya 0,1% dari semua dana darurat AS yang masuk untuk bantuan internasional. Namun kini ada momentum yang tumbuh di Kongres untuk berbuat lebih banyak. Lowcock bilang dana dari AS dapat membantu mengurangi damapak di seluruh dunia. 

"Saya tidak memiliki pohon uang ajaib," kata Lowcock. "Namun para pendonor memilikinya. Mereka menggunakannya untuk perekonomian mereka sendiri. Apa yang saya katakan adalah, akan menjadi ide yang sangat bagus untuk menggunakan hanya 1% dari dana tersebut untuk kepentingan Anda sendiri serta tindakan empati dan kemurahan hati manusia untuk melindungi negara-negara miskin," tandasnya.