Bagikan:

JAKARTA - Aksi kekerasan yang terjadi di lapangan hijau viral di media sosial. Wasit pemimpin pertandingan sepak bola menjadi korban penganiayan sejumlah oknum pemain.

Insiden itu bermula ketika korban bernama Wahyudin memimpin pertandingan Champas FC versus Yutaka FC di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, pada Minggu, 12 Juli.

Saat pertandingan, Wahyudin membuat keputusan jika salah satu pemain dari tim Champas FC berada di posisi offside. Tetapi, beberapa pemain tak terima dan langsung mengerubunginya. Sempat terjadi adu mulut terkait keputuasa tersebut. Hingga akhirnya, aksi penganiayaan pun terjadi.

Berdasarkan foto dan video yang beredar, pemain dengan nomor dua belas yang melakukan penganiayaan. Dimana pemain dari tim Champas FC itu mengijak kepala Wahyudin ketika tersungsur di tanah.

Tak terima dengan perbuataan itu, Wahyudin pun memutuskan untuk melapor ke pihak kepolisian. Meski, sebelumnya ada itikad baik dari pelaku penganiayaan.

Dikonfirmasi mengenai proses penyelidikan, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Heri Purnomo menyebut, saat ini masih dalam tahap klarifikasi terhadap beberapa saksi. Tetapi, tak dijelaskan secara rinci jumlah saksi yang sudah dimintai keterangan.

"Untuk saat ini kami masih proses klarifikasi saksi," ucap Heri kepada VOI, Rabu, 15 Juli.

Proses klarifiaksi terhadap saksi, sambung Heri, bertujuan untuk mencari penyebab atau pemicu dugaan penganiayaan itu terjadi. Hal tersebut dilakukan sembari menunggu hasil visum dari rumah sakit selesai terkait luka yang diderita korban.

"Sampai saat ini belum keluar hasil visumnya. Nanti akan dilihat visumnya seperti apa baru nanti kita naikkan ke penyidikan," pungkas Heri.